kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.472   -20,01   -0,27%
  • KOMPAS100 1.157   -2,48   -0,21%
  • LQ45 917   -3,39   -0,37%
  • ISSI 226   0,21   0,09%
  • IDX30 472   -2,43   -0,51%
  • IDXHIDIV20 569   -3,32   -0,58%
  • IDX80 132   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 140   -0,20   -0,14%
  • IDXQ30 157   -0,81   -0,51%

Ekspor udang bakal terganggu akibat gempa Jepang


Senin, 14 Maret 2011 / 17:06 WIB
Ekspor udang bakal terganggu akibat gempa Jepang
ILUSTRASI. Gairah initial public offering (IPO) diprediksi ikut tersengat virus Corona.. REUTERS/Bryan R Smith


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Edy Can

JAKARTA. Bencana gempa dan tsunami yang melanda Jepang bakal berimbas ke ekspor udang Indonesia. Thomas Darmawan, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan & Pemasaran Produk Perikanan (AP5I), mengatakan ekspor udang Indonesia ke Jepang kemungkinan bisa terhambat dalam satu atau du bulan.

Thomas beralasan, banyak pelabuhan dan tempat lelang yang rusak di Jepang meski pintu masuk utama berada di selatan Jepang seperti Tokyo dan Osaka tidak terlalu rusak parah. Masalahnya, dia mengatakan, banyak tempat penyimpanan udang yang tidak berfungsi. "Akibatnya, pasokan udang dari kita akan tertahan di entry point," jelas Thomas.

Penundaan ekspor ini bisa membuat eksportir tekor. Thomas menghitung, Indonesia bisa kehilangan potensi ekspor sebanyak 3.000 ton dalam sebulan ke depan. "Jumlah itu memang volume ekspor rata-rata udang beku ke Jepang," tandas Thomas.

Sekadar informasi, volume ekspor udang beku ke Jepang tahun lalu sendiri mencapai 31.992 ton. Kinerja ini turun dari volume ekspor tahun 2009 yang mencapai 34.799 ton.

Saut Hutagalung, Direktur Pemasaran Luar Negeri Kementerian Kelautan & Perikanan (KKP) mengakui, bencana tsunami itu pasti akan berdampak negatif terhadap ekspor udang Indonesia dalam jangka pendek. "Paling hanya seminggu atau dua minggu saja, setelah itu akan kembali normal," kata Saut.

Saut yakin karena kegiatan ekpor udang ke Jepang masih berlangsung di Jawa Timur dan Kalimantan Timur. "Kami sama sekali belum mendapat laporan adanya pembatalan ekspor udang ke Jepang," jelas Saut.

Selain itu, Saut mengatakan, pemulihan infrastruktur di Jepang sangat baik. Dia mencontohkan, tempat pelelangan tuna di Tsukiji yang sempat terkena gempa namun kembali beroperasi Senin (14/3). "Saya yakin hal yang sama akan terjadi pada udang," ujar Saut.

Cemas harga turun

Selain khawatir penurunan volume, eksportir udang juga cemas harga si bongkok juga turun. Thomas bilang bencana ini berpotensi menurunkan permintaan udang di Jepang. Biasanya, setelah dilanda bencana yang dahsyat, masyarakat lebih memilih makanan instan dan siap saji.

Akibatnya, permintaan udang dan produk perikanan lain akan menurun. "Ujung-ujungnya, harga udang bisa turun 4%-5% dari harga sekarang yang berkisar di angka US$ 6-US$ 14/kilogram (kg)," jelas Thomas.

Namun, Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI) Iwan Sutanto berbeda pendapat dengan Thomar. Dia yakin harga udang tak akan turun meski ada bencana. Sebab, dia mengatakan, pasokan udang dunia juga semakin terbatas akibat Brazil dan Cina menghentikan ekspornya.

Menurutnya, kedua negara produsen udang tersebut memilih memasok udang untuk kebutuhan dalam negeri ketimbang mengekspornya. "Karena itu, saya yakin harga udang bakal tetap," jelas Iwan kepada KONTAN.

Sekadar informasi, harga udang di tingkat petambak saat ini sekitar Rp 53.000-Rp 60.000/kg. Ini merupakan rekor harga tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×