Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor udang tahun ini bisa mencapai US$ 1,315 miliar, naik 27,92% dibandingkan tahun 2010 yang sebanyak US$ 1,028 miliar.
Saut Hutagalung, Direktur Pemasaran Luar Negeri KKP mengatakan, target ini didasarkan pada tingginya permintaan udang di beberapa negara terutama Jepang dan China. Jepang sebagai salah satu tujuan utama ekspor, terus meningkatkan permintaannya dari tahun ke tahun. "Permintaan dari sana terutama untuk jenis udang windu," ujar Saut kepada KONTAN, Rabu (23/2).
China, sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia, juga meningkatkan permintaannya. Saut bilang, tahun ini Cina membutuhkan sekitar 1 juta ton udang. Ini terkait dengan meningkatnya konsumsi udang di sana. Pemerintah China juga kian memacu industri pengolahan udangnya, akibatnya permintaan dari sana semakin tinggi.
Ini bakal menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengekspor udangnya ke sana. "Kalau kita bisa ekspor 300.000 ton saja ke sana, target ekspor tahun ini tidak akan sulit tercapai," kata Saut.
Untuk mencapai target itu, KKP juga ancang-ancang menjalin kerjasama pemasaran dengan importir China. Ini penting untuk mempermudah akses masuknya udang asal Indonesia ke pasar China.
Selain memacu ekspor ke China, pasar-pasar utama udang seperti Amerika Serikat (AS), Jepang dan Eropa akan tetap dipertahankan. "Negara-negara itu pasar tradisional ekspor udang kita," jelas Saut..
Kondisi inilah yang berpotensi menghambat kinerja ekspor udang tahun ini. Saut bilang, kebutuhan industri pengolahan udang tahun ini sebenarnya sangat banyak yaitu sekitar 470.000 ton. Melihat produksi udang tahun lalu, jelas industri pengolahan nasional kekurangan bahan baku.
Saut bilang, ekspor udang terutama untuk produk olahannya itu tidak akan pernah lesu, karena permintaannya terus tinggi. "Kini, semuanya tergantung pada sisi produksinya," kata Saut.
Sebelumnya, Ketut Sugama, Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perikanan Budidaya KKP, menyatakan produksi udang tahun ini ditargetkan sebesar 450.000 ton, naik 27,62% dibandingkan realisasi tahun lalu. Untuk itu, KKP kian gencar membuat program untuk mengatasi virus IMNV.
Iwan Sutanto, Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI), menambahkan penambak juga optimistis dapat mengatrol produksi udang tahun ini. Faktor stimulus akibat melonjaknya harga udang menjadi alasannya.
Seperti diberitakan KONTAN (18/2), harga udang jenis vanname Februari ini mencapai rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir yaitu mencapai Rp. 50.000-Rp. 60.000 per kg.
Padahal, di waktu normal harga udang paling banter bertengger di kisaran Rp. 37.000-Rp. 38,000/kg. "Ini menjadi stimulus bagi kita untuk memacu produksi, karena penambak bisa mendapatkan margin keuntungan yang lebih besar," ujar Iwan kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News