kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Ekspor unggas lokal ke Malaysia masih tunggu proses audit


Kamis, 21 Juni 2018 / 14:14 WIB
Ekspor unggas lokal ke Malaysia masih tunggu proses audit
ILUSTRASI. HARGA PAKAN NAIK


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia tengah berupaya meningkatkan ekspor unggas lokal. Sejauh ini, Indonesia sudah mengekspor produk ayam lokal berupa hatching egg atau telur tetas ke Myanmar. Sejak tahun lalu, Indonesia berencana menyasar ekspor unggas lokal ke Malaysia.

Meski begitu, hingga saat ini ekspor unggas lokal ini belum bisa terlaksana. 

Ketua Umum Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Ade M Zulkarnain menjelaskan, hal ini dikarenakan Indonesia masih menunggu tim auditor dari Malaysia.

"Ekspor baru dilakukan kalau auditor ini sudah datang. Kan mereka akan mengaudit dan meninjau pembibit di Indonesia apakah sesuai dengan persyaratan ekspor," ujar Ade kepada Kontan.co.id, Kamis (21/6).

Padahal, menurut Ade, peternak di Malaysia juga menunggu proses ekspor ini. Ade mengatakan ada sekitar 20.000 ekor-25.000 ekor unggas lokal yang bisa diekspor ke Malaysia setiap bulannya.

Tak hanya Malaysia, Ade bilang Indonesia juga sedang menjajaki pasar Singapura. Namun, rencananya produk yang diekspor sudah dalam bentuk karkas yang sudah dikemas. "Beberapa waktu terakhir ini, kami sedang melihat potensi pasarnya di Singapura," ujar Ade.

Menurut Ade, usaha unggas lokal semakin diminati karena harganya yang jauh berbeda dengan ayam ras dan peluang ekspornya yang lebih terbuka. Selain itu, permintaan unggas lokal dalam negeri juga terus meningkat. Ade memperkirakan, peningkatan permintaan atas unggas lokal sebanyak 10%-20% tahun ini.

"Permintaanya terus meningkat. Karena itu bermunculan usaha pembibitan dan pembiakan unggas lokal asli mapun ayam lokal persilangan. Saat ini tren di wilayah timur adalah pembiakan dan budidaya unggas lokal yang sudah disilangkan," tandas Ade.

Menurut Ade, produksi unggas lokal juga terus meningkat. Tahun lalu, produksi ayam kampung diperkirakan mencapai sekitar 310 juta ekor dan itik sekitar 49 juta ekor. Produksi tahun ini diperkirakan akan meningkat lebih dari 1% meningat rencana Kementerian Pertanian yang akan membagikan 10 juta ekor unggas lokal ke masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×