kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.425   5,00   0,03%
  • IDX 7.156   61,65   0,87%
  • KOMPAS100 1.042   11,99   1,16%
  • LQ45 813   10,32   1,29%
  • ISSI 224   1,28   0,58%
  • IDX30 424   4,95   1,18%
  • IDXHIDIV20 505   2,98   0,59%
  • IDX80 117   1,42   1,22%
  • IDXV30 119   0,29   0,25%
  • IDXQ30 139   1,52   1,11%

Eksportir Indonesia kembali dituduh dumping


Rabu, 04 Juli 2012 / 08:08 WIB
Eksportir Indonesia kembali dituduh dumping
ILUSTRASI. Rencana GoTo dan Bukalapak masuk bursa dengan IPO mengharuskan BEI mengubah aturan papan pengembangan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.


Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Selesai melakukan penyelidikan ulang (re-investigation), Minister Home Affairs Australia akhirnya mengenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap produk clear float glass (CFG) Indonesia sebesar 3% untuk PT AM dan 8,1% untuk PT MG, serta 22,4% untuk perusahaan lainnya.

Pemerintah Indonesia mengaku telah melakukan upaya melakukan pembelaan terhadap perusahaan Indonesia saat dilakukannya penyelidikan ulang. Namun, Badan Otoritas Dumping Australia itu tetap mengenakan BMAD terhadap eksportir clear float glass dari Indonesia.

Kami juga telah menyampaikan surat dari Menteri Perdagangan RI kepada Minister for Home Affair Australia yang menegaskan, kerugian yang dialami industri dalam negeri Australia bukan karena produk impor dari Indonesia melainkan penurunan kinerja dari perusahaan itu sendiri,” jelas Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag, Ernawati dalam siaran persnya kemarin (3/7).

Menurut Ernawati, Pemerintah Indonesia juga telah menyampaikan concerns kepada Trade Measures Review Officer (TMRO) Australia, terutama mengenai tidak adanya hubungan kausalitas antara dumping dengan kerugian yang dialami industri dalam negeri Australia.

Nilai ekspor CFG ke Australia tercatat tahun 2009 senilai US$ 442.000, kemudian naik menjadi US$ 1,84 juta tahun 2010. Pada tahun 2011, nilai ekspornya naik lagi menjadi US$ 2,32 juta. Australia merupakan pasar CFG kedua terbesar Indonesia selama tiga tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×