Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perikanan berupaya menggenjot kinerja di sisa akhir tahun ini. Bisnis perikanan dinilai masih memiliki prospek menjanjikan. Terlebih, Indonesia memang dikenal sebagai negara maritim di mana perairannya kaya akan sumber daya laut, termasuk ikan, udang, hingga rumput laut.
Salah satu emiten perikanan, PT Dharma Samudera Fishing Tbk (DSFI) berupaya melakukan penetrasi pasar baru baik domestik maupun ekspor. Penetrasi pasar ini diyakini akan meningkatkan kinerja perusahaan.
Direktur Utama Dharma Samudera Fishing Ewijaya mengatakan, DSFI berupaya melakukan penetrasi pasar baru baik domestik maupun ekspor. Timur Tengah menjadi salah satu negara yang sedang dijajaki dan tahun lalu DSFI sudah mendapatkan nomor Saudi Food and Drug Authority (SFDA) yang merupakan standar registrasi untuk calon-calon eksportir ke Timur Tengah.
"Pasar Asia lainnya yaitu China dan Korea Selatan sebagai pasar yang potensial yang perlu dilirik DSFI," kata Ewijaya saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (8/11).
Selain itu, negara-negara Eropa seperti misalnya Skandinavia dan Norwegia, juga belum dijajaki DSFI, walaupun 50% lebih negara-negara Eropa lainnya sudah menjadi pasar ekspor DSFI selama ini.
Baca Juga: Dharma Samudera Fishing (DSFI) Incar Potensi Ekspor ke Timur Tengah dan Asia Timur
Ewijaya bilang, berbagai langkah-langkah peningkatan efisiensi dan penghematan biaya senantiasa dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Ia menjelaskan, DSFI terus menggenjot dan menawarkan produk-produk kepada buyer baik existing buyer maupun prospective buyer.
DSFI juga berupaya agar penjualan di tahun 2023 tetap bertumbuh dibandingkan tahun sebelumnya di tengah tekanan berbagai isu-isu global yang tengaj berlangsung seperti kenaikan suku bunga.
Ewijaya menuturkan, kinerja sampai dengan kuartal III-2023 DFSI mencatatkan penjualan sebesar Rp 430 miliar dan laba bersih Rp 11,9 miliar. DSFI menargetkan pendapatan Rp 661 miliar di tahun ini, naik 19% dari realisasi 2022 senilai Rp 552 miliar.
Sementara itu, perusahaan produsen rajungan, PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR) yakin target volume produksi dan penjualan tahun ini tercapai.
Direktur Utama PCAR Raditya Wardhana mengatakan, sampai dengan akhir kuartal ketiga ini dari sisi angka penjualan memang masih di bawah dari target yang diharapkan.
Ia menjelaskan, penurunan harga jual khususnya pada semester pertama tahun 2023 menjadi salah satu penyebabnya. Namun, dari sisi volume produksi dan penjualan angkanya sejalan dengan angka yang diharapkan perusahaan.
"Ya kami cukup percaya target volume produksi dan penjualan tahun ini dapat tercapai," kata Raditya saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (8/11).
Untuk diketahui, Prima Cakrawala Abadi mengincar penjualan sebanyak 661 ton rajungan atau setara 1,4 juta-1,5 juta kaleng rajungan hingga penghujung tahun ini. Total target nilai penjualan yang diincar sekitar Rp 250 miliar - Rp 300 miliar.
Jika dibandingkan pada tahun lalu, PCAR memasang target penjualan berkisar Rp 200 miliar - Rp 230 miliar dengan volume penjualan mencapai di atas 1 juta kaleng.
Baca Juga: Prima Cakrawala Abadi (PCAR) Yakin Target Volume Produksi dan Penjualan Tercapai
Lebih lanjut, Raditya menerangkan rencana bisnis Prima Cakrawala Abadi ke depan akan terus meningkatkan volume produksi dan penjualan dengan melakukan renegosiasi komitmen pembelian dari para pelanggan tetap.
"Selain itu kami terus berusaha melakukan diversifikasi produk dan juga market dari produk perikanan selain rajungan," ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangan emiten pengolahan dan pendistribusian makanan laut ini, PCAR membukukan penjualan senilai Rp 202,50 miliar hingga kuartal III-2023. Realisasi ini tumbuh 12,82% year on year (YoY) sejalan dengan meningkatnya ekspor makanan laut. Penjualan ekspor mendominasi sebesar Rp 200,77 miliar, sedangkan pasar lokal menyerap Rp 1,56 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News