Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Pertamina saat ini tengah menyeleksi calon kontraktor untuk mengerjakan upgrading dan modernisasi lima kilang minyak milik mereka yang memang sudah berusia tua. Nantinya, partner pemenang tender tersebut akan diajak berinvestasi di kilang tersebut.
Direktur Pengolahan Pertamina Chrisna Damayanto bilang, ada empat perusahaan yang telah melakukan beauty contest untuk menjadi kontraktor upgrading dan modernisasi lima kilang Pertamina. Mereka adalah Saudi Aramco dari Arab Saudi, PTT Thailand, perusahaan Jepang JX Nippon Oil dan perusahan Korea Selatan SK Energy.
Beauty contest ini dilakukan Pertamina setelah meminta perusahaan Amerika Serikat UOP LLC, anak usaha Honeywell, untuk melakukan studi. "Hasil studi itu kami informasikan kepada calon strategic partner kami," ujar Chrisna Damayanto kepada KONTAN, Minggu (16/11).
Sebagai informasi, pada Oktober 2013 lalu, Pertamina menggandeng anak usaha perusahaan Amerika Serikat Honeywell, UOP LLC untuk melakukan feasibility study bagi program Refinery Development Master Plan (RDPM) untuk memodernisasi 5 kilang minyak milik Pertamina. Lima kilang minyak yang di-upgrade dan modernisasi itu adalah kilang minyak di Balikpapan di Kalimantan Timur, Kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah, Kilang Dumai di Riau, Kilang Plaju di Sumatera Selatan, serta kilang Balongan di Jawa Barat.
Hasil study yang dilakukan oleh UOP itulah yang kemudian menjadi dasar bagi Pertamina untuk melakukan tender untuk menentukan kontraktor dalam mengerjakan program modernisasi dan upgrading kapasitas kilang tersebut. Menurut Chrisna, masing-masing national oil company (NOC) yang diseleksi memiliki kelebihan. Yakni, Saudi Aramco memiliki banyak minyak mentah dan mampu melakukan pendanaan sendiri.
Sementara itu PTT Thailand memiliki pengalaman yang panjang di bidang petrokimia meskipun tidak memiliki crude oil yang banyak. Kemudian, JX Nippon Oil dan Korea SK Energy memiliki kelebihan dari sisi teknologi dan pasar yang luas. Rencananya Pertamina akan mengumumkan pemenang tender upgrading kilang minyak ini pada 10 Desember 2014 nanti.
"Pertamina bisa memilih satu sampai tiga kontraktor untuk mengerjakan proyek modernisasi kilang tersebut," imbuh dia. Kontraktor yang memenangkan seleksi ini akan menjadi partner berbagi risiko dan keuntungan dengan Pertamina dalam bentuk joint venture. "Proses konstruksi akan dimulai pada tahun 2016. Memang tidak serentak lima kilang di upgrade, tapi targetnya 2025 selesai," ungkap dia.
Butuh dana besar
Untuk nilai investasi upgrading dan modernisasi lima kilang minyak tersebut sebesar US$ 17 miliar. Total investasi ini merupakan seluruh biaya yang akan dikeluarkan oleh Pertamina dan partner joint venture-nya sampai kilang beroperasi. Untuk investasi sebesar itu, Pertamina akan menyediakan dana internal sebesar US$ 2 miliar, sedangkan sisanya akan ditanggung partner.
Hasil upgrading kilang Pertamina ini akan menambah kapasitas kilang pertamina dari sekitar 800.000 barel per hari (bph) menjadi total 1,8 juta bph. Meskipun nantinya modernisasi dan penambahan kapasitas kilang minyak ini berhasil dilakukan, Chrisna Damayanto bilang, ke depan Pertamina masih membutuhkan tambahan dua kilang minyak yang baru, dengan kapasitas masing-masing 300.000 barel per hari. Sebab, pertumbuhan konsumsi dan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) Indonesia mencapai 4% hingga 6 % per tahun.
Makanya, selain upgrading kilang minyak, pemerintah Indonesia dan Pertamina juga mengadakan kerjasama bidang pembangunan kilang minyak dan petrokimia dengan perusahaan minyak lainnya. Misalnya kerjasama dengan Sonangol EP dari Angola yang akan memasok 100.000 bph mulai Januari 2015, serta kerjasama dengan dengan National Iranian Oil Refining and Distribution Company (NIORDC).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News