kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.483.000   -4.000   -0,16%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

Energi baru terbarukan butuh subsidi besar di 2019


Senin, 08 Februari 2016 / 18:37 WIB
Energi baru terbarukan butuh subsidi besar di 2019


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Badan khusus serupa PLN yang akan mengatur dana subsidi khusus untuk pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) memang sangat dibutuhkan. Kementerian ESDM dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan PLN khusus EBT bisa terbentuk tahun ini terutama untuk mencapai target pemerintah pada tahun 2025 dimana 23% tenaga listrik harus disuplai dari pembangkit listrik EBT.

Abadi Poernomo, Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia bilang saat ini harga listrik dari pembangkit listrik EBT lebih tinggi dari biaya pokok produksinya PLN sehingga diperlukan adanya subsidi khusus EBT. Sementara selama ini, subsidi yang diberikan oleh pemerintah adalah subsidi untuk masyarakat dengan pemasangan volt amper yang rendah, antara 300-450 va. Di sisi lain, PLN yang menjadi offtaker pembangkit listrik EBT sedang berusaha menekan biaya semininal mungkin.

"Makanya mereka meminta dibentuknya badan usaha tersendiri yang memang khusus untuk menangani EBT,"kata Abadi pada KONTAN Senin (8/2).

Diharapkan dengan adanya badan ini, setidaknya semua listrik dari pembangkit listrik EBT bisa diambil oleh PLN melalui PLN khusus EBT hang akan membeli listrik dengan harga keekonomian dan menjual kepada PLN setelah disubsidi.

Permasalahannya saat ini masih belum jelas dana subsidi yang akan digunakan untuk PLN khusus EBT. Abadi bilang Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM sudah mengajukan anggaran subsidi untuk listrik EBT namun dihapus ketika dibahas oleh badan anggaran Kementerian Keuangan.

"Sehingga memang tidak spesifik subsidi untuk EBT, adanya subsidi untuk pelanggan. Itu yang memberatkan PLN, tidak ada subsidi EBT,"ujarnya.

Biarpun begitu, PLN bisa bernafas sedikit lega karena subsidi listrik untuk EBT tahun ini tidaklah besar karena jumlah pembangkit EBT pun masih belum banyak. Tetapi sekitar tahun 2018-2019 ke depan ketika banyak pembangkit EBT yang akan masuk ke sistem PLN maka pemerintah perlu menyiapkan subsidi yang besar.

"Baru terasa 2019 ke atas, itu yang paling berat nanti dalam konsep pembiayaannya. Artinya subsidinya berapa jauh, apalagi sekarang dengan harga minyak dan gas yang rendah ini menjadi dilematis,"ujar Abadi.

Manager Senior Public Relation PLN Agung Murdifi bilang pada tahun ini PLN mendapatkan dana subsidi sebesar Rp 38,39 triliun untuk subsidi listrik tahun 2016. "Pemberian subsidi listrik tersebut diberikan kepada pelanggan Rumah Tangga yang benar-benar layak untuk disubsidi,"kata Agung.

Selain pelanggan rumah tangga, subsidi listrik juga di berikan kepada pelanggan utk bisnis kecil (UMKM), industri kecil, rumah ibadah, dan sekolah. Dari dana tersebut, Agung pun menyebut belum memiliki data besaran dana yang dianggarkan khusus untuk EBT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×