Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. ENGIE, salah satu perusahaan energi dunia, baru saja menandatangani perjanjian kemitraan usaha dengan Electric Vine Industries (EVI). EVI merupakan pengembang jaringan mikro swasta yang menyediakan akses energi berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.
Kerjasama kedua perusahaan ini bertujuan untuk mengembangkan, mendanai, membangun, mengoperasikan dan mengelola jaringan mikro fotovoltaik untuk melayani sekitar 2,5 juta penduduk di seluruh provinsi Papua dengan menyediakan listrik terbarukan selama 24 jam per-hari 7 hari seminggu untuk 3.000 desa selama periode 20 tahun.
Termasuk juga memudahkan pengguna layanan dalam melakukan pembayaran listrik karena dapat dilakukan melalui telepon genggam. Total investasi untuk proyek ini diperkirakan mencapai US$ 240 juta selama lima tahun ke depan.
Didier Holleaux, Wakil Presiden Eksekutif ENGIE Group, mengatakan proyek ini sangat sesuai dengan strategi dan visi ENGIE Group. "Kami ingin menjadi pelopor di dunia energi baru melalui upaya inovasi bersama dan kemitraan, merancang dan mengembangkan model energi baru yang telah terdekarbonisasi, terdigitalisasi, dan terdesentralisasi guna meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat serta mendukung peluang pertumbuhan bagi bisnis dan komunitas sekitar," ujar Holleaux dalam keterangan resminya, Jumat (2/6).
Bryse Gaboury, Co-Founder dan CEO EVI menambahkan, kemitraan ini akan menjadi langkah yang sangat besar untuk EVI, khususnya terkait upaya EVI dalam menyediakan listrik bagi daerah-daerah terpencil di Indonesia. "Saat ini kami didukung oleh ENGIE, yang merupakan produsen listrik independen terbesar di dunia, kami sangat antusias dengan dukungan tersebut khususnya terkait mewujudkan proyek ini," katanya.
Apalagi EVI saat ini telah mengoperasikan jaringan mikro percontohan sejak Maret 2015 di Papua dan berhasil menyediakan listrik untuk 24 jam per hari selama 7 hari seminggu kepada 250 orang masyarakat sekitar sejak dua tahun terakhir. Untuk itu kerjasama ini akan menjadi peningkatan signifikan bagi EVI dan masyarakat Papua.
Proyek ini merupakan bagian dari dukungan EVI dan ENGIE dalam mewujudkan target pemerintah untuk memenuhi 100% elektrifikasi di seluruh Indonesia pada tahun 2020. Proyek ini mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah daerah terkait, dimana pelaksanaan proyek diatur oleh Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 38 Tahun 2016 mengenai Percepatan Elektrifikasi di Pedesaan Belum Berkembang, Terpencil, Perbatasan dan Pulau Kecil Berpenduduk melalui Pelaksanaan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil.
Proyek kemitraan ini juga sebagai komitmen ENGIE dalam berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia melalui akses energi berkelanjutan dan elektrifikasi pedesaan. Saat ini ENGIE juga telah memulai pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi suhu tinggi di Muara Laboh, yang merupakan proyek terbarukan ENGIE Group pertama di Indonesia dan juga pertama di dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News