kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Enseval (EPMT) bukukan kenaikan laba bersih setinggi 15% di kuartal I tahun ini


Jumat, 17 Mei 2019 / 16:42 WIB
Enseval (EPMT) bukukan kenaikan laba bersih setinggi 15% di kuartal I tahun ini


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anak usaha PT Kalbe Farma Tbk (KLBF, anggota indeks Kompas100), PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT) berhasil mencetak kinerja positif di awal tahun ini. Perusahaan distributor barang konsumsi dan farmasi ini terus menggenjot performa bisnisnya dari tahun ke tahun.

Merujuk pada laporan keuangan perseroan di kuartal pertama 2019, revenue yang didapat mencapai Rp 4,73 triliun. Sementara beban pokok penjualan ikut naik 8,2% year on year (yoy) menjadi Rp 4,53 triliun di triwulan pertama tahun ini.

Alhasil laba kotor EPMT yang diperoleh Rp 576,58 miliar sampai akhir Maret 2019 atau tumbuh 5,4% dibandingkan periode yang sama tahun kemarin Rp 547,30 miliar. Setelah dikurangi pos beban administrasi, keuangan dan lainnya laba bersih yang mampu didapat EPMT ialah Rp 132,1 miliar di kuartal pertama 2019 atau tumbuh 15% dibandingkan kuartal satu tahun lalu Rp 114,86 miliar.

Vidjongtius, Direktur Utama KLBF mengatakan bahwa EPMT masih punya peluang untuk terus berkembang terutama dengan mengembangkan prinsipal baru. "Penambahan prinsipal baru setiap tahun biasanya ada," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (17/5).

Sayangnya manajemen tak merinci jumlah prinsipal tersebut, yang jelas cukup beragam dan tidak hanya dominan pada induk usaha KLBF saja. Berdasarkan catatan pada laporan keuangan kuartal-I 2019, tidak terdapat transaksi pembelian dari satu pemasok dengan total pembelian kumulatif selama masing-masing tahun melebihi 10% dari penjualan neto konsolidasian, kecuali untuk pembelian dari Kalbe dan Sanghiang.

Pembelian dari Kalbe tercatat sebesar Rp 974,34 miliar di kuartal-I 2019 atau porsinya sekitar Rp 19,07 dari penjualan bersih. Sementara pembelian dari perusahaan Sanghiang sebesar Rp 1,37 triliun atau sebesar 26,87% dari penjualan bersih di kuartal-I tahun ini.

Divisi barang konsumsi mendominasi pendapatan EPMT sebesar 42,78% dari total revenue atau senilai Rp 2,18 triliun, kenaikan segmen ini sekitar 6,85% yoy. Di posisi kedua diduduki obat resep sebanyak 28,85% atau senilai Rp 1,47 triliun, pertumbuhan segmen ini mencapai 7,2% yoy.

Sementara itu setiap tahun pula EPMT menambah kapasitas pergudangan yang ada. "Penambahan kapasitas gudang serta cabang juga dilakukan 1-2 lokasi setiap tahun," terang Vidjongtius.

Seperti yang diketahui, perusahaan sedang membangun gedung dan gudang baru di Makassar dan pusat distribusi di Kawasan Industri Greenland International Industrial Compex (GIIC) di Bekasi.

Untuk GIIC di Bekasi, kata Vidjongtius sudah hampir final. "Bekasi sudah masuk tahapan finalisasi project dan siap mulai konstruksi," sebutnya.

Jika tak ada aral melintang pusat distribusi tersebut akan beroperasi di 2020 nanti. Berdiri di lahan seluas 25.000 meter persegi bangunan akan difungsikan sebagai kantor dan gudang.

Dalam catatan Kontan.co.id saat ini, perusahaan sudah memiliki 47 cabang, 28 cabang milik anak usaha dan 27 sales office. Perusahaan juga diketahui menargetkan pertumbuhan kinerja di level 6% hingga 7% pada tahun ini, salah satu strategi yang dilakukan dengan menjaring prinsipal-prinsipal baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×