Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Handoyo .
“Dengan ditandatanganinya kontrak ini kami optimis untuk ke depannya karena pendapatan tersebut baru dari Malaysia saja belum dari negara ASEAN lainnya dan belum termasuk dari proyek-proyek Envy lainnya seperti aplikasi KO-IN, big data, cyber security, dan lain-lain,” jelas Dato Sri Mohd Sopiyan.
Sementara Dato’ Abdul Fattah Abdullah, President of Asean Cooperative Organization (ACO) mengatakan, melalui penandatanganan MoA ini teknologi keuangan dapat digunakan untuk menggerakkan dan merangsang pertumbuhan sektor koperasi di negara masing-masing.
"Ini perlu dilakukan sebagai daya saing dan sumber pendapatan bagi sektor ekonomi serantau. Perjanjian ini juga merupakan salah satu strategi untuk memperjuangkan koperasi sebagai mitra setara dalam ekosistem ekonomi ASEAN.”ucap Abdul Fattah dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Jumat (22/11).
Baca Juga: Indonesia raih peringkat pertama sebagai pasar keuangan syariah global
Saat ini ada sekitar 120.000 koperasi di semua negara anggota ASEAN dengan keanggotaan lebih dari 60 juta orang hampir 10 persen dari total populasi ASEAN.
Sementara itu di ASEAN, mempunyai 645 juta penduduk dengan jumlah perdagangan berjumlah USD 3,5T. ACO beranggotakan negara-negara ASEAN yaitu antara lain: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Filipina, Myanmar, Kamboja, dan Laos.
Adapun rencana sistem tersebut akan beroperasi di bulan Juni 2020 dan berdasarkan MoA, Envy diberi waktu enam bulan untuk menyediakan sistem Unity dan lain-lain. Jangka waktu kontrak Envy dengan MyAngkasa dan ACO berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang untuk lima tahun berikutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News