Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka gelaran Every Purchase Is Cheap (EPIC) Sale 2025, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatat adanya kenaikan trafik di gerai ritel modern maupun kanal daring para anggotanya.
Sebagai informasi, Aprindo tengah menggelar program tahunan yakni Every Purchase Is Cheap (EPIC) Sale 2025 mulai 1 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026.
Program ini melibatkan lebih dari 200 perusahaan, 153 pasar di bawah naungan Pasar Jaya, 13.450 pasar rakyat, dan lebih dari 11 juta pedagang. Aprindo menarget, program ini bisa menghasilkan transaksi senilai Rp 56 triliun, naik dari realisasi tahun 2024 yakni Rp 14,9 triliun.
“Respons masyarakat menunjukkan bahwa program promo berskala nasional seperti Epic Sale masih relevan dan dinantikan, khususnya di tengah kondisi konsumsi yang relatif selektif,” ucap Ketua Umum Aprindo, Solihin, saat dihubungi Kontan, Rabu (24/12/2025).
Baca Juga: Bidik Transaksi Rp 56 Triliun, Aprindo Gandeng Pasar Jaya Hadirkan Epic Sale 2025
Meskipun kenaikannya belum sepenuhnya agresif, Solihin bilang, tren awal menunjukkan minat yang konsisten, terutama pada kategori kebutuhan harian dan produk dengan diskon langsung.
Aprindo menilai, Epic Sale 2025 berkontribusi dalam menjaga dan mendorong daya beli masyarakat, meskipun sifatnya lebih pada stimulus jangka pendek.
Program ini kata dia membantu masyarakat mengatur pengeluaran melalui promo harga, bundling, dan potongan khusus, sehingga konsumsi tetap bergerak di tengah tekanan biaya hidup.
Baca Juga: Sambut Nataru 2025/2026, Sarinah Targetkan 300.000 Pengunjung Lewat Program Budaya
“Dari monitoring sementara, program ini lebih efektif dalam mendorong realisasi belanja yang sempat tertunda (delayed spending), bukan semata-mata menciptakan lonjakan konsumsi baru secara signifikan,” kata Solihin.
Ke depan, Aprindo menilai Epic Sale 2025 berkontribusi dalam menjaga dan mendorong daya beli masyarakat, meskipun sifatnya lebih pada stimulus jangka pendek.
Sebab Aprindo melihat, program ini membantu masyarakat mengatur pengeluaran melalui promo harga, bundling, dan potongan khusus, sehingga konsumsi tetap bergerak di tengah tekanan biaya hidup.
“Dari monitoring sementara, program ini lebih efektif dalam mendorong realisasi belanja yang sempat tertunda (delayed spending), bukan semata-mata menciptakan lonjakan konsumsi baru secara signifikan,” pungkas Solihin.
Baca Juga: Hippindo Sebut Ritel Fesyen Offline Tuai Berkah dari Harbolnas, Ini Alasannya
Selanjutnya: Menteri P2MI Tegaskan Pekerja Migran Indonesia Wajib Pulang Setelah 3 Tahun Kerja
Menarik Dibaca: 6 Makanan Tinggi Protein yang Bisa Turunkan Gula Darah Tinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













