Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten ritel peralatan komunikasi, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA, anggota indeks Kompas100) aktif menggandeng mitra bisnis yang juga bergerak di bidang teknologi atau Internet of Things (IoT) di semester I 2019.
Direktur Marketing dan Komunikasi ERAA, Djatmiko Wardoyo berkata pihaknya membidik mitra yang memproduksi peralatan teknologi canggih yang lekat dengan gaya hidup.
Baca Juga: Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) akan segera dapat suntikan dana dari FKS Food
"Ini visi baru bagi Erajaya, kami tidak hanya mendistribusikan produk telepon seluler, kami juga menyebar wearable device, salah satunya adalah produk dari Garmin ini," jelasnya ditemui saat press conference Garmin Indonesia Run 2019 di Hotel Century, Kamis (8/8).
Garmin sendiri merupakan produsen alat-alat gaya hidup aktif, mulai dari alat navigasi GPS, jam tangan, hingga peralatan tanpa kabel (wireless) yang menyasar pasar otomotif, kebugaran, hingga rekreasi ruangan.
Djatmiko mengaku, langkah menggandeng mitra yang bergelut di sektor IoT sudah digencarkan sejak tiga tahun belakangan. Sementara sepanjang semester I 2019, Erajaya telah berhasil kerjasama dengan Phillips mendistribusikan produk lampu pintar Hi Smartlamp.
Baca Juga: Volume pengangkutan Mitrabahtera (MBSS) tumbuh 17,4%
Selain itu, Erajaya juga membangun outlet Smart Home di Gandaria City Mall yang fokus menjual dan mendistribusikan produk gaya hidup berteknologi tinggi pada kuartal I 2019.
"Sejalan dengan visi mengembangkan ekosistem IoT, kami menggandeng pionirnya pula. Garmin adalah pionir di produk smartwatch, DGI ahli di drone, lalu untuk kamera action, Go Pro pilihannya," tambah Djatmiko.
Ke depannya, Djatmiko fokus mendalami kerjasama di bidang IoT bersama UBTECH Robotics, perusahaan produsen teknologi humanoid dan teknologi AI asal Singapura.
Baca Juga: Terus berinovasi, Martina Berto (MBTO) luncurkan produk baru untuk genjot penjualan
Walau mengakui pasar yang digeluti masih cenderung niche, Djatmiko mengakui banyak pehobi yang tertarik. Dirinya juga mendistribusikan produk pintar bersifat fungsional, seperti penyedot debu pintar yang bekerja layaknya robot.
Kerjasama ini dinilai tidak mempengaruhi Erajaya membuka gerai khusus untuk produk technology lifestyle.
"Kalau secara keseluruhan, ekspansi gerai Erajaya sungguh masif. Pada Agustus ini saja, ekspansi kami mencapai 1.000 gerai, tahun lalu hanya sekitar 800 gerai. Dan jumlah masih akan terus bertambah sampai akhir tahun," ucap Djatmiko.
Berdasarkan catatan Kontan, diperlukan Rp 5 juta - Rp 7 juta per meter persegi untuk membangun satu gerai. Sementara per Juli 2019, ERAA sudah membangun lebih dari 900 gerai di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Mitrabahtera (MBSS) kantongi nilai kontrak mencapai US$ 4,0 juta
Kinerja pendapatan ERAA menurun sepanjang semester I 2019 sebesar 9,71% karena industri ritel yang melesu.
Tak hanya itu, perusahaan yang melantai di BEI sejak 2011 tersebut, mengalami penurunan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 74,90% atau setara Rp 109,18 miliar dari Rp 435,12 miliar.
Walau beban keuangan menurun 7,92%, laba kotor tidak terangkat dan malah turun 26,03% di angka Rp 1,25 triliun dari Rp 1,69 triliun.
Baca Juga: LPPF gesit berekspansi tapi saham dan labanya konsisten turun, kok bisa?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News