Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi
Walau mengakui pasar yang digeluti masih cenderung niche, Djatmiko mengakui banyak pehobi yang tertarik. Dirinya juga mendistribusikan produk pintar bersifat fungsional, seperti penyedot debu pintar yang bekerja layaknya robot.
Kerjasama ini dinilai tidak mempengaruhi Erajaya membuka gerai khusus untuk produk technology lifestyle.
"Kalau secara keseluruhan, ekspansi gerai Erajaya sungguh masif. Pada Agustus ini saja, ekspansi kami mencapai 1.000 gerai, tahun lalu hanya sekitar 800 gerai. Dan jumlah masih akan terus bertambah sampai akhir tahun," ucap Djatmiko.
Berdasarkan catatan Kontan, diperlukan Rp 5 juta - Rp 7 juta per meter persegi untuk membangun satu gerai. Sementara per Juli 2019, ERAA sudah membangun lebih dari 900 gerai di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Mitrabahtera (MBSS) kantongi nilai kontrak mencapai US$ 4,0 juta
Kinerja pendapatan ERAA menurun sepanjang semester I 2019 sebesar 9,71% karena industri ritel yang melesu.
Tak hanya itu, perusahaan yang melantai di BEI sejak 2011 tersebut, mengalami penurunan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 74,90% atau setara Rp 109,18 miliar dari Rp 435,12 miliar.
Walau beban keuangan menurun 7,92%, laba kotor tidak terangkat dan malah turun 26,03% di angka Rp 1,25 triliun dari Rp 1,69 triliun.
Baca Juga: LPPF gesit berekspansi tapi saham dan labanya konsisten turun, kok bisa?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News