kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Erajaya (ERAA) enggan membuka nilai investasi Erafone Megastore 3.0


Minggu, 01 September 2019 / 13:26 WIB
Erajaya (ERAA) enggan membuka nilai investasi Erafone Megastore 3.0
ILUSTRASI. Erajaya Group meresmikan iBox di Senayan City


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Erajaya Swasembada Tbk (ERAA, anggota indeks Kompas100 ini) mengaku belum membuat target bisnis dari pembukaan Erafone Megastore 3.0 di Kemang, Jakarta Selatan, yang resmi dibuka pada Sabtu (31/8) kemarin.

Ditemui dalam acara, JW Kim, Head of Retail Erajaya Group menyatakan biasanya performa toko baru di awal pembukaan tidak bisa diekspetasikan melonjak. Perkembangan baru terlihat beberapa bulan setelahnya.

Baca Juga: Gerai Erafone capai 1.000, terbarunya ada di Kemang

"Di toko ini kami fokus kepada customer experience atau bagaimana kami dapat memberikan yang terbaik bagi pelanggan. Itu saja dulu yang diperhatikan. Tapi, saya pribadi sangat confidence (percaya diri) dengan toko ini," ungkapnya pada Sabtu (31/8).

Lebih jauh, pihaknya juga masih enggan menyebut nilai investasi yang digelontorkan untuk pembangunan Megastore 3.0 Kemang. Djatmiko Wardoyo, Marketing and Communication Director Erajaya menambahkan, pembangunan Megastore 3.0 Kemang memang telah dianggarkan dalam modal kerja tahun ini.

"Capex tahun 2019 utamanya dianggarkan untuk pembukaan toko dan investasi, salah satunya adalah investasi untuk sistem. Yang bisa kami sebutkan itu dulu," ujarnya yang enggan merinci lebih jauh, Sabtu (31/8).

Berdasarkan catatan Kontan sebelumnya, Erajaya biasanya mengeluarkan biaya Rp 5 juta hingga Rp 7 juta per meter persegi. Sedangkan rata-rata gerai ERAA sendiri memiliki luas 150 meter persegi.

Bila dihitung-hitung maka, untuk satu gerai, dana yang dikeluarkan ERAA mencapai Rp 750 juta hingga Rp 1,05 miliar. Hingga hari ini sendiri, gerai baru yang sudah didirikan oleh perusahaan secara sudah mencapai 1.054 toko.

Jumlah tersebut, sudah termasuk dengan jenis toko multibrands dan monobrands Erajaya. Toko berjenis multibrands terdiri dari ritel ponsel Erafone, Urban Republic, hingga Philips Hue, yang bekerjasama dengan produsen lampu LED, Philips.

Sementara monobrands, dimana Erajaya Group diminta mengelola toko dari brand terkait, sudah meliputi MI Store untuk Xiaomi, Samsung Experience Store by NASA, OPPO Store, Vivo Store, Huawei Store dan iBox untuk iPhone. "Sementara dari sisi toko operator, yaitu Indosat Ooredoo Store, XPlore, dan Telkomsel Grapari," lanjutnya.

Terlepas dari performa bisnis yang mengalami tekanan, Erajaya gencar dan agresif berekspansi membuka toko tahun ini. Menilik laporan keuangan perseroan pada paruh pertama 2019, terlihat pendapatan dan laba emiten yang melantai di BEI sejak 2011 ini, tergerus cukup signifikan.

Erajaya Group hanya meraih laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp109,18 miliar sepanjang semester pertama 2019, atau anjlok 75% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp435,12 miliar.

Distributor produk telekomunikasi ini juga hanya meraih pendapatan sebesar Rp15,42 triliun di semester I 2019 atau turun 16,11% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp17,09 triliun.

Senada, jumlah nilai ekuitas, liabilitas, dan aset menurun masing-masing 0,41% di angka Rp 4,80 triliun dari Rp 4,82 di akhir 2018. Lalu liabilitas turun 19,36% di angka Rp 6,33 triliun dari Rp 7,85 triliun pada 2018. Serta jumlah aset terperosok 12,14% di perolehan Rp 11,14 triliun dari 12,68 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×