kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ESDM berikan Gas Masela ke tiga perusahaan lokal


Sabtu, 26 November 2016 / 15:00 WIB
 ESDM berikan Gas Masela ke tiga perusahaan lokal


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sudah menetapkan alokasi gas Lapangan Abadi, Blok Masela ke tiga perusahaan lokal.

Padahal, hingga saat ini Inpex Masela Ltd belum mengirimkan revisi plan of development atas perubahan skema proses produksi gas dari kilang terapung (FLNG) menjadi Kilang Darat.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menyatakan, ada beberapa perusahaan yang berminat pada gas Lapangan Abadi, yakni perusahaan pupuk dan petrokimia. Untuk itu ditetapkan alokasi gas berdasarkan tindak lanjut surat permintaan Kementerian Perindustrian.

"Alokasinya sudah, jadi sudah ada alokasi gas Masela, investornya juga sudah ada. Surat resmi sudah ada," terangnya di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (25/11).

Hanya saja, Arcandra belum mau membeberkan nama perusahaan itu. Ia hanya menyatakan, surat dari Kementerian Perindustrian kepada perusahaan itu belum sampai pada penandatanganan kontrak jual beli gas (PJBG).

"Sabar. Kontrak belum ada, prosesnya ada step by step. Untuk kontrak, yang jelas sudah ada yang berminat, untuk petrokimia dan pupuk," jelasnya.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (Dirjen IKTA) Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono membenarkan, pihaknya sudah mengirimkan surat permintaan kepada Kementerian ESDM.

"Iya, kami sudah mengirimkan surat permintaan, untuk tiga perusahaan yang mendapatkan alokasi gas dari Blok Masela,” terangnya kepada KONTAN, Jumat (25/11).

Sigit merinci, ketiga perusahaan adalah PT Pupuk Indonesia yang di minta mendapatkan alokasi sebesar 240 mmbtu, Elsoro Multi Prima/Sojitz sebanyak 100 mmbtu dan Kalimantan Metanol Indonesia sebesar 130 mmbtu.

"Tapi belum ada keputusan final dari ESDM. Kalau permintaan kita ketiga perusahaan itu, karena mereka yang paling siap,” terang Sigit.

Usman Slamet, Senior Manager Communication And Relation Inpex Corp tak ingin komentar soal peruntukan gas. "Mohon maaf kami tidak bisa berkomentar soal tersebut. Itu ranahnya pemerintah," kata dia.

Revisi kuartal I-2017 Sementara untuk revisi rencana pengembangan atau plant of development (PoD) Blok Masela ditargetkan bisa selesai pada awal kuartal I 2017. Pasalnya, masih ada beberapa hal yang masih dalam pembahasan.

Dari sisi term and condition, ESDM masih mencermati. "Kita harus mempertahankan posisi, sehingga harus win-win dalam negosiasi, nah yang win-win ini susah carinya," kata Arcandra..

Adapun tiga lokasi yang bisa dibangun Kilang LNG Darat adalah kepulauan Aru, Kepulauan Selaru dan Pulau Yamdena. "Kemungkinan cuma tiga itu yang visibel," ungkapnya.

Indikator pemilihan tiga lokasi itu karena, pipanya bisa mengalir langsung secara teknikal ke Blok Masela. Kemudian, secara teknikal, ketiga pulau itu bisa menjadi tempat pembuatan petrokimia. "Kemudian terkait keekonomian," tegas Arcandra.

Menurut Usman, pemerintah dan Inpex terus bertemu secara intensif membicarakan kondisi yang dibutuhkan proyek Abadi tersebut. "Arah pembicaraannya sangat positif," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×