kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ESDM & Kedubes AS teken MoU kelistrikan


Rabu, 02 September 2015 / 11:46 WIB
ESDM & Kedubes AS teken MoU kelistrikan


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan kerjasama bilateral dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) untuk pengembangan proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW).

Kerjasama tersebut diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) mengenai pembentukan Power Working Group yang ditandatangani oleh Menteri ESDM Sudirman Said dan Duta Besar Amerika Serikat, Robert Blake, Rabu (2/9) di Jakarta.

Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara dan sebagai sarana untuk memfasilitasi kerjasama pihak swasta antara Indonesia dengan AS di sektor ketenagalistrikan Indonesia.

Lingkup kerjasama dalam MoU ini mencakup bidang teknologi emisi batubara, penggunaan energi terbarukan, berbagi pengalaman tentang kebijakan energi, minimalisasi penggunaan bahan bakar solar, pengembangan jaringan daerah terpencil secara efisien, dan penggunaan teknologi terbaru di bidang ketenagalistrikan.

Pemerintah Amerika Serikat pun telah berkomitmen untuk membantu Indonesia dalam pengembangan sektor ketenagalistrikan terkait program 35.000 MW dan pengembangan energi yang bersumber dari energi terbarukan sebesar 7000 MW. MoU ini juga merupakan dasar bagi kedua negara untuk berbagi pengalaman serta sarana pengalihan teknologi melalui pelatihan bagi tenaga kerja Indonesia.

Selain itu, kerjasama ini juga membuka pintu bagi pengembangan beberapa proyek yang dinilai perlu untuk mendukung pengembangan sektor ketenagalistrikan dan meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia. Saat ini, rasio elektrifikasi Indonesia sebesar 86,39% dan ditargetkan bisa meningkatkan sebesar 97,4% pada akhir tahun 2019.

Diharapkan dengan adanya kerjasama tersebut, program megaproyek listrik 35.000 mw bisa terwujud tepat waktu. "Penandatanganan MoU ini merupakan salah satu upaya kita untuk mencapai target proyek 35.000 mw, kata Sudirman pada Selasa (2/9).

Asal tahu saja, dalam program 35.000 mw, PLN memiliki target pembangkit sebesar 5.000 mw, sementara 30.000 mw berasal dari independent power producer (IPP) yang akan dilakukan melalui skema power purchase agreement.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×