kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

ESDM pastikan rekomendasi kuota ekspor bijih nikel disetop


Selasa, 29 Oktober 2019 / 20:04 WIB
ESDM pastikan rekomendasi kuota ekspor bijih nikel disetop
ILUSTRASI. Pabrik feronikel atau FeNi ANTAM - Smelter pengolahan bijih nikel feronikel PT Aneka Tambang Tbk atau Antam atau ANTM di Pomalaa, Sulawesi Tenggara


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan akan menghentikan pemberian izin rekomendasi kuota ekspor bijih nikel per 29 Oktober 2019.

Menteri ESDM Arifin Tasrif bilang penghentian ini bersifat sementara sembari menanti pengecekan yang tengah dilakukan Kementerian ESDM.

Baca Juga: Analis Garuda Berjangka: Larangan ekspor bijih nikel adalah langkah tepat

"Sementara pengecekan dilakukan, kita gak keluarkan rekomendasi baru," terang Arifin di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Selasa (29/10).

Pengecekan ini, menurut Arifin meliputi pengecekan terhadap kargo-kargo ekspor yang ada, volume ekspor serta perkembangan pembangunan smelter. Arifin memastikan, timnya telah berangkat untuk memulai proses pengecekan.

Baca Juga: Larangan ekspor bijih nikel dipercepat, begini tanggapan produsen nikel

Sayangnya, Arifin enggan menjelaskan lebih jauh mengenai nasib sejumlah perusahaan yang telah mengantongi izin ekspor. sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan evaluasi masih terus dilakukan oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

"Sedang melakukan kunjungan ke lapangan terhadap perkembangan pembangunan smelter," terang Agung di Kementerian ESDM.

Baca Juga: Kementerian BUMN tunggu valuasi OJK soal divestasi Vale

Lebih jauh Agung menjelaskan, langkah kunjungan dan evaluasi ini sebagai bagian dari penentuan kebijakan ke depan seputar ekspor bijih nikel. Sayangnya, Agung tidak merinci seputar percepatan larangan ekspor yang dikemukakan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×