kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   15.000   0,76%
  • USD/IDR 16.810   0,00   0,00%
  • IDX 6.446   7,70   0,12%
  • KOMPAS100 927   0,91   0,10%
  • LQ45 722   -0,90   -0,12%
  • ISSI 206   1,64   0,80%
  • IDX30 375   -0,74   -0,20%
  • IDXHIDIV20 453   -1,23   -0,27%
  • IDX80 105   0,08   0,08%
  • IDXV30 111   0,28   0,25%
  • IDXQ30 123   -0,06   -0,05%

ESDM Sebut Mundurnya LG Tak Ganggu Hilirisasi Nikel


Selasa, 22 April 2025 / 06:32 WIB
ESDM Sebut Mundurnya LG Tak Ganggu Hilirisasi Nikel
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menanggapi keputusan mundurnya konsorsium Korea Selatan yang dipimpin LG dari proyek baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi senilai US$7,7 miliar di Indonesia.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Tri Winarno mengatakan, langkah tersebut tidak akan mengganggu agenda hilirisasi nikel nasional.

“Dia sebetulnya niat enggak sih mau investasi di sini? Kalau misalnya enggak niat ya sudah. Ya memang dari awal enggak ada niat berarti,” kata Tri saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Senin (21/4).

“Mau investor gede, mau kecil, yang penting niat enggak dia? Kalau misalnya mau investor gede, kalau cuma omdo, ya enggak lah,” tambahnya.

Tri mengungkapkan, sejak awal LG dan mitra-mitranya kerap tidak tepat waktu dalam menjalankan rencana proyek.

Baca Juga: Dikecualikan Tarif Resiprokal, Ekspor Hilirisasi Nikel & Bauksit ke AS Bisa Digenjot

“Kan selalu enggak tepat waktu mereka, sudah berapa tahun. Kamu mau bangun rumah, terus habis itu kamu harusnya sudah groundbreaking, enggak juga. Kan ya sudah berarti dari kamu memang enggak anu kan,” lanjutnya.

Meski belum menyebutkan nama pengganti LG, Tri memastikan akan ada investor baru yang masuk untuk melanjutkan agenda hilirisasi nikel.

“Nanti lah kita lihat ya,” katanya singkat.

Sebelumnya, berdasarkan laporan Yonhap News Agency pada Jumat (18/4), konsorsium yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International, dan mitra lainnya, memutuskan keluar dari proyek pembangunan rantai pasok EV secara menyeluruh di Indonesia. Keputusan ini diambil menyusul perlambatan permintaan kendaraan listrik secara global, atau yang dikenal sebagai fenomena “EV chasm.”

Kendati demikian, LG menegaskan tetap berkomitmen menjalankan proyek yang sudah berjalan, seperti pabrik baterai EV HLI Green Power di Karawang, Jawa Barat, hasil kolaborasi dengan Hyundai Motor Group.

Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia, dan tengah mendorong transformasi industri melalui penguatan ekosistem kendaraan listrik. Proyek hilirisasi nikel tetap menjadi prioritas dalam roadmap energi nasional.

Baca Juga: Menakar Efek Pencabutan Kebijakan Kendaraan Listrik AS Terhadap Hilirisasi Nikel

Selanjutnya: Trump Ancam Negara-Negara yang Lakukan 8 Kecurangan Non-Tarif

Menarik Dibaca: Daftar 5 Film Tentang Persahabatan Robot dan Manusia Populer

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×