kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Express Transindo Utama belanja armada dan pacu efisiensi


Sabtu, 09 Juni 2018 / 14:04 WIB
Express Transindo Utama belanja armada dan pacu efisiensi


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Express Transindo Utama Tbk membeli 150 unit kendaraan multipurpose vehicle (MPV) merek Confero produksi Wuling Motors. Perusahaan ini merogoh kocek Rp 15,75 miliar.

Dalam waktu dekat, pesanan Express Transindo bakal segera datang. "Rencananya segera akan dikirimkan karena harapan kami unit baru ini bisa kontribusi ke income perusahaan secara keseluruhan," ungkap Megawati Affan, Direktur PT Express Transindo Utama Tbk di Jakarta, Jumat (8/6).

Belanja armada kendaraan Express Transindo tak berhenti sampai di situ. Semisal, kebutuhan layanan pelanggan, meningkat, ada peluang untuk belanja armada kendaraan lagi. Maklum, belanja armada kendaraan tak semata untuk menambah unit kendaraan, tapi juga melakukan regenerasi kendaraan tua.

Hanya, manajemen Express Transindo tidak bisa memastikan jumlah armada kendaraan yang akan dibeli. Belum ketahuan pula jenis kendaraan yang akan mereka. Pilihannya antara MPV atau sedan.

Sambil menunggu kedatangan ratusan unit MPV Confero, Express Transindo memperkuat kembali sistem layanan digital. Dalam waktu dekat, perusahaan berkode saham TAXI di Bursa Efek Indonesia tersebut akan merilis aplikasi pemesanan taksi yang bisa diakses melalui telepon pintar.

Biar daya jangkau konsumen lebih luas, Express Transindo berencana menjalin kerjasama dengan perusahaan pemilik aplikasi taksi online. "Sebelumnya kami kerjasama dengan Uber, tetapi karena dijual ke Grab ya sekrang kami sedang ulang untuk diskusi lagi, karena Uber kan Grab sekarang," terang Megawati.

Express Transindo belum membeberkan anggaran yang disediakan untuk memperkuat sistem digital. Perusahaan itu juga masih menyimpan rapat informasi realisasi peluncuran aplikasi sendiri dan kerjasama dengan Grab.

Berdasarkan pemberitaan KONTAN sebelumnya, Express Transindo menjalin kerjasama dengan Uber sejak Desember 2016. Keduanya menggelar program ridesharing dan pembiayaan kendaraan di Jakarta.

Efisiensi biaya

Sementara itu, Express Transindo juga merasa perlu melanjutkan strategi efisiensi demi menekan biaya operasional. Sasarannya bengkel, pool taksi, sumber daya manusia dan teknologi.

Express Transindo tak keberatan menutup bengkel-bengkel kecil lalu menggabungkannya menjadi lima hingga enam workshop reparasi kendaraan yang lebih besar. Selain lebih besar, layanan workshop juga lebih luas ketimbang bengkel kecil. Misalnya, layanan pengecatan badan kendaraan.

Ada pula rencana menutup pool taksi dengan tingkat utilitas rendah. Namun, Express Transindo bakal memikirkan masak-masak rencana itu. Pasalnya, pool taksi biasa mereka gunakan untuk merekrut sopir. "Jangan sampai nanti kami pindahkan pool tapi driver-nya hilang," tutur Megawati.

Adapun efisiensi sumber dana manusia dalam bentuk pengurangan pegawai. Express Transindo akan menggantikan pekerjaan yang biasa dijalankan pegawai tersebut dengan teknologi.

Kembali melongok catatan KONTAN, per Oktober 2017 lalu Express Transindo telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atas 400 karyawan. Mereka memastikan, ratusan karyawan tersebut bukan sopir taksi melainkan pegawai di divisi operasional.

Sepanjang kuartal I 2018, Express Transindo menanggung gaji dan tunjangan sebesar Rp 19,75 miliar. Beban tersebut menyusut 22,88% year on year (yoy) ketimbang periode yang sama sebelumnya yakni Rp 25,62 miliar. Adapun gaji dan tunjangan menyumbang 17,91% terhadap total beban langsung sekitar Rp 110,27 miliar.

Beban langsung Express Transindo triwulan pertama tahun ini juga tercatat mengecil. Kalau dihitung, penurunannya mencapai 8,87% menjadi Rp 110,27 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×