kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ExxonMobil Indonesia siap kordinasi dengan SKK Migas opsi peningkatan produksi


Kamis, 16 Juli 2020 / 18:11 WIB
ExxonMobil Indonesia siap kordinasi dengan SKK Migas opsi peningkatan produksi


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. ExxonMobil Cepu Ltd mengaku siap melakukan kordinasi dengan SKK Migas dalam upaya peningkatan produksi lapangan migas miliknya. Sebelumnya, SKK Migas menyatakan adanya peluang peningkatan produksi Lapangan Banyu Urip menjadi 235 ribu barel per hari (bph) dari level saat ini 220 ribu bph.

Menanggapi hal tersebut, Vice President Public and Government Affairs, ExxonMobil Indonesia Axin N. Alam menerangkan langkah kordinasi terus dilakukan oleh pihaknya.

Baca Juga: SKK Migas mulai penerapan insentif penundaan setoran ASR bagi kontraktor migas

"Kami terus bekerja sama dengan SKK Migas demi upaya terbaik guna meningkatkan produksi Banyu Urip dan Kedung Keris dengan mengutamakan keamanan dan keandalan operasi selama masa pandemi Covid-19 ini," terang Azi kepada Kontan.co.id, Kamis (16/7).

Azi juga menyampaikan apresiasi atas dukungan semua pihak khususnya menyangkut proses revisi Amdal Banyu Urip dan dukungan berkelanjutan kepada operasi Banyu Urip secara umum.

Plt Kadiv Program dan Komunikasi SKK Migas, Susana Kurniasih bilang pasca peningkatan produksi ke level 220 ribu bph, ada kemungkinan untuk optimasi produksi dari lapangan yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu ltd tersebut.

Baca Juga: SKK Migas belum terima laporan soal Shell mundur dari Blok Masela

“Kami sedang berkoordinasi dengan MCL agar peningkatan produksi sebesar 235 ribu bopd dapat direalisasi. Semoga usaha ini dapat dilakukan segera, mengingat semua izin yang dibutuhkan untuk melakukan peningkatan produksi sudah diperoleh,” ungkap Susana dalam keterangan resmi, Kamis (16/7).

Susana melanjutkan,perizinan yang telah diperoleh meliputi ijin Amdal dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta persetujuan layak operasi (PLO) instalasi EMCL untuk mendukung peningkatan produksi yang dikeluarkan oleh Ditjen Migas. Susana menambahkan, EMCL menjadi salah satu tulang punggung dalam upaya produksi dan lifting nasional yang terhambat akibat dampak pandemi covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×