kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,70   -25,03   -2.70%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

First media kejar 4G on akhir tahun


Rabu, 13 Agustus 2014 / 07:05 WIB
First media kejar 4G on akhir tahun
ILUSTRASI. Promo Waroeng Steak Maret 2023 tawarkan berbagai menu hemat serba Rp 30.000


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JaKARTA. PT First Media Tbk menjadwalkan ulang target waktu komersialisasi teknologi time division-long term evolution (TD-LTE) pada frekuensi frekuensi 2,3 GigaHertz (GHz). Perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Lippo ini menargetkan teknologi yang juga dikenal dengan teknologi 4G itu bisa dipasarkan pada akhir tahun 2014.

Sejatinya, First Media sudah ngebet menjual layanan internet berbasis TD-LTE di frekuensi BWA (broadband wireless access) 2,3 GHz ini. Niat perusahaan ini semakin mendapat angin segar, karena pemerintah tak melarang penggunaan teknologi TD-LTE pada frekuensi ini.

Selain itu, First Media menakar, ekosistem perangkat telekomunikasi yang berbasis TD-LTE lebih murah dan mudah didapat ketimbang teknologi Wimax. Oleh karena itulah, pada pertengahan tahun lalu, perusahan ini menutup bisnis berteknologi Wimax yang dikenal dengan merek dagang Sitra Wimax, karena akan diganti dengan TD-LTE.

Namun, di tengah upaya mewujudkan asa, First Media menemui kendala. "Waktu paparan publik kami lihat bisa komersialisasi semester I, tapi di pembangunan di lapangan ada saja tantangannya," terang Sekretaris Perusahaan First Media Harianda Noerlan kepada KONTAN, Selasa (12/8) tanpa memperinci detail apa tantangan apa yang dia maksud.

Yang pasti, First Media menyatakan sudah meminta restu pemerintah untuk mengalihkan teknologi tersebut. Dus, perusahaan ini kini tengah menunggu hasil uji laik operasi dari pemerintah. Sementara kepada para pelanggan lawas, perusahaan ini mengaku telah memberikan kompensasi.

Membangun BTS

Dalam masa pengalihan teknologi tersebut, First Media menyatakan tengah membangun stasiun pemancar atau BTS (base transceiver  station) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). "Saat ini masih proses pembangunan. Mudah-mudahan bisa (komersialisasi) tahun ini, tunggu saja," ujar Harianda.

Untuk kebutuhan teknis pemasangan menara pemancar berteknologi TD-LTE, perusahaan ini menggandeng beberapa vendor, salah satunya Huawei. Perusahaan ini berencana menggenapi jumlah total menara pemancar menjadi 3.000-3.200 BTS hingga akhir 2014. Hingga akhir 2013, First Media memiliki 1.000 BTS.

Perusahaan yang tercatat dengan kode KBLV di Bursa Efek Indonesia ini menganggarkan 20% belanja modal atawa capital expenditure untuk memenuhi target penambahan menara tersebut. Total belanja modal First Media tahun ini sekitar Rp 1 triliun–Rp 1,3 triliun.

Selain itu, First Media juga menjalin kerjasama dengan PT Internux. Internux adalah perusahaan pemegang lisensi BWA di Jabodetabek.

Mengutip laporan keuangan First Media yang berakhir 30 Juni 2014, sejak Oktober 2013, perusahaan ini bekerjasama dengan Internux untuk selenggarakan bisnis BWA. Perusahaan ini juga telah meneken perjanjian dengan beberapa perusahaan menara untuk dinovasikan kepada Internux sejak 31 Agustus 2013.

Adapun dari sisi kinerja, pada semester I-2014, laba periode berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,12 triliun. Capaian laba Firts Media ini melejit dibandingkan semester I-2013 yang tercatat rugi Rp 69,68 miliar. Salah satu pendongkrak laba First Media adalah pelepasan sebagian saham anak perusahannya, yakni Link Net.

Sementara pendapatan First Media tercatat Rp 1,17 triliun. Nilai ini mendaki 46,11% dari torehan semester I-2013 yang tercatat Rp 802,81 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×