kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fokus ke OTT, MD Pictures (FILM) yakin kinerja bisa bangkit di kuartal IV ini


Kamis, 01 Oktober 2020 / 19:49 WIB
Fokus ke OTT, MD Pictures (FILM) yakin kinerja bisa bangkit di kuartal IV ini
Direktur Utama MD Pictures (FILM) Manoj Punjabi (tengah) saat syukuran film Kisah untuk Geri di MD Place, Jakarta Selatan, Kamis (1/30).


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT MD Pictures Tbk (FILM) optimistis tahun ini bisa membalik kinerja yang lesu di awal tahun. Salah satunya dengan mendongkrak segmen over the top (OTT) atau digital sampai sebesar 60% sampai 70%.

Manoj Punjabi, Direktur Utama FILM mengungkapkan, kinerja perseroan memang berat pada dua kuartal pertama tahun 2020 akibat pandemi Covid-19.

Namun ia optimistis, produksi series yang bekerja sama dengan anak usaha dan layanan OTT yang sudah berlangsung di awal semester II 2020, akan berbuah manis di kuartal IV 2020 ini.

"Di awal tahun kinerja memang drop karena keadaan. Tapi kami sendiri juga tidak menyangka bisa bangkit secepat ini melalui produksi series. Produksi digital ini akan mengubah dominasi pendapatan bioskop yang tadinya sekitar 80%, sedangkan OTT bisa mencapai 60% sampai 70%," jelasnya saat ditemui dalam konferensi pers serial Kisah Untuk Geri di MD Place, Jakarta, Kamis (1/10).

Lebih jauh, Manoj mengatakan, proses produksi serial yang fokus dilakoni di semester II 2020 ini menggandeng anak usahanya, MD Entertainment yang biasanya memproduksi sinetron, serta WeTV dan Iflix.

Baca Juga: MD Pictures dan MD Entertaiment bakal produksi sejumlah film series

Dalam keterbukaan informasi, FILM juga telah menyuntikkan dana sebesar Rp 7,5 miliar kepada anak usahanya MD Entertainment dalam proyek serial ini. Adapun dana yang didapat berasal dari kas internal.

Manoj menambahkan, dari segi produksi, proses pembuatan serial-serial ini lebih kompleks dibandingkan dengan sinetron, sehingga memiliki kualitas seperti film.

"Walau demikian, kami tetap memerlukan bioskop untuk menyalurkan film-film andalan kami, seperti KKN di Desa Penari, Surga yang Tak Dirindukan 3, dan lainnya. Namun, semua delay. Nah, kami mencoba menggarap pasar yang sama sekali berbeda di OTT ini, sebab kami pun sadar masa tayangan digital adalah gambaran bisnis masa depan. Kami sendiri juga sudah menunggu untuk masuk lebih dalam ke segmen tayangan digital ini. Langkah ini juga menjadi revolusi bagi kami," imbuh dia.

Dalam menjalani bisnis ini, FILM menerapkan sistem penjualan lisensi kepada layanan OTT. Dari sana, orang yang telah berlangganan di layanan OTT bisa menonton tayangannya.

Manoj mengatakan, pihaknya sudah memiliki 10 judul sampai 15 judul serial yang sudah masuk dalam tanggal produksi (pipeline) sampai awal tahun 2021.

Namun demikian, dia enggan membuka nilai investasi yang digelontorkan untuk pembuatan serial OTT ini. Kata Manoj, biayanya jauh lebih besar dibandingkan dengan produksi satu film layar lebar.

Rencananya setiap bulann, FILM meluncurkan serial baru. Sedangkan untuk produksi film, sampai akhir 2020 FILM masih akan memproduksi dua sampai tiga judul film layar lebar.

"Investasi produksi satu serial jauh lebih besar dibandingkan dengan satu judul film. Namun besaran angkanya sendiri harus ditentukan dari rasio produksinya, jadi belum bisa dibuka," jelas dia.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2020, FILM membukukan penurunan pendapatan sebesar 49,24% menjadi Rp 56,79 miliar dari Rp 111,88 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Penurunan pendapatan itu membuat FILM merugi Rp 33,62 miliar dari laba Rp 21,09 miliar pada semester I 2019.

Selanjutnya: MD Pictures (FILM) genjot segmen digital di paruh kedua tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×