Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona cukup mempengaruhi proyek pemurnian dan pengolahan atau smelter tembaga yang digarap oleh PT Freeport Indonesia. Perusahaan ini pun masih menunggu izin penundaan proyek yang berlangsung di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur tersebut.
Vice President Corporate Communication Freeport Indonesia Riza Pratama mengkonfirmasi, pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum memberikan persetujuan atas permintaan tersebut lantaran masih melakukan koordinasi dengan jajaran pemerintah lainnya.
Baca Juga: Penyelesaian smelter Freeport tertunda, begini penjelasan MIND ID
Di bulan April lalu, PTFI telah mengajukan permohonan kepada Kementerian ESDM untuk menunda penyelesaian smelter selama satu tahun. Semula, target penyelesaian smelter PTFI ditetapkan paling lama bulan Desember 2023.
Namun, jika penundaan tersebut benar-benar terjadi, maka proyek smelter PTFI baru akan selesai di akhir tahun 2024 mendatang.
Saat ini, manajemen PTFI bersama kontraktor masih perlu melakukan tinjauan dampak virus corona terhadap pengerjaan proyek smelter tembaga di Gresik, baik dari segi waktu, tenaga kerja, hingga logistik. “Semua aspek tersebut akan berdampak terhadap biaya proyek,” kata dia, Jumat (5/6) malam.
Asal tahu saja, PTFI menggandeng Chiyoda asal Jepang sebagai kontraktor utama. Selain itu, PTFI juga mengandalkan Finlandia sebagai penyokong teknologi smelter Outotec. Ada juga peralatan proyek yang dipasok dari Spanyol dan Italia.
Kegiatan ekonomi di negara-negara tersebut masih tersendat akibat pandemi virus corona sehingga berpengaruh terhadap kelangsungan proyek smelter PTFI.
Baca Juga: Bupati Mimika minta Jokowi tutup sementara Freeport, ini alasannya
Lebih lanjut, untuk membiayai proyek smelter tersebut, PTFI membutuhkan investasi sebanyak US$ 3 miliar. Perusahaan ini punya rencana untuk menarik pinjaman dari sejumlah perbankan sebesar US$ 2,8 miliar. Namun, rencana tersebut terganggu akibat efek pandemi virus corona.
“PTFI masih terus membahas dengan sejumlah bank mengenai langkah selanjutnya dalam pembiayaan proyek smelter sambil menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah,” ungkap dia.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengaku, pembahasan mengenai perpanjangan masa penyelesaian smelter PTFI masih berlangsung.
Tak hanya itu, pemerintah juga membahas izin perpanjangan penyelesaian smelter yang dibangun oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara.
“Sedang dibahas tapi tetap harus sesuai dengan perubahan UU Minerba yang sudah disahkan,” ujar dia, Jumat (5/6).
Baca Juga: Ada pandemi corona, revisi RKAB perusahaan tambang bakal lebih bervariasi
Catatan Kontan, dalam laporan verifikasi kepada Kementerian ESDM, pengerjaan smelter PTFI per Januari 2020 mencapai 4,88% dari total proyek. Pengerjaan Front End Engineering Design (FEED) untuk proyek tersebut sudah rampung.
Smelter PTFI ini akan memiliki dua fasilitas, yakni untuk pengolahan konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga dan fasilitas pemurnian logam berharga atau Precious Metal Refinery (PMR).
Smelter tembaga tersebut memiliki kapasitas input 2 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan dapat menghasilkan katoda tembaga sekitar 550.000—600.000 ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News