kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Freight Rate Diperkirakan Baru Kembali ke Level Normal Sekitar Tahun 2023-2024


Rabu, 16 Maret 2022 / 19:39 WIB
Freight Rate Diperkirakan Baru Kembali ke Level Normal Sekitar Tahun 2023-2024
ILUSTRASI. Kapal kontainer?PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tarif jasa angkutan kapal atau freight rate diperkirakan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk benar-benar kembali ke level sebelum pandemi Covid-19.

Kepala Samudera Indonesia Research Initiative (SIRI) Denny Irawan menjelaskan, kenaikan freight rate kontainer di level internasional disebabkan oleh kelangkaan kontainer di rute pelayaran Asia seiring penumpukan kontainer di pelabuhan-pelabuhan Amerika.

Di sisi lain, kenaikan freight rate kontainer domestik di sebabkan kelangkaan ruang (space) kapal lantaran banyaknya kapal kargo domestik yang dialihkan ke rute-rute internasional yang relatif lebih menguntungkan.

Dengan begitu, kondisi yang saat ini terjadi adalah ketersediaan kontainer tampak semakin melimpah di rute-rute Asia, sehingga akhirnya mulai mendorong turunnya freight rate rute internasional sejak awal tahun 2022. “Sedangkan, kelangkaan space kapal masih terjadi di rute domestik,” imbuh dia, Rabu (16/3).

Baca Juga: Freight Rate Masih Relatif Tinggi, Ini Upaya yang Ditempuh Kemenhub

Denny memperkirakan, freight rate kontainer di rute internasional akan mengalami tren penurunan di tahun 2022. Namun, penurunan ini hanya akan sampai pada level freight rate kontainer di awal tahun 2021 lalu. “Penurunan sampai ke level normal atau sebelum pandemi mungkin baru akan terjadi di tahun 2023—2024,” tukasnya.

Sebaliknya, freight rate di rute domestik kemungkinan masih akan berada pada tren naik sepanjang tahun ini. Penyesuaian freight rate rute domestik baru akan terjadi saat freight rate di rute internasional relatif tidak lebih menguntungkan ketimbang rute domestik.

Sementara terkait dampak konflik Rusia-Ukraina, Denny menilai, hal yang paling terasa bagi industri pelayaran adalah kenaikan harga bahan bakar kapal akibat lonjakan harga minyak dunia. “Kenaikan harga bahan bakar tersebut pada akhirnya akan terefleksikan pada tingkat freight rate kontainer, mengingat 20%--30% biaya operasional pengapalan berasal dari biaya bahan bakar,” ungkapnya.

Dia juga menilai, dengan kondisi seperti ini, para pelaku usaha pengguna jasa angkutan kontainer dan kapal akan berupaya menyesuaikan kontrak pengapalan untuk mengantisipasi penurunan freight rate di masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×