Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus melakukan berbagai upaya untuk mengatasi dampak kenaikan tarif jasa pengangkutan kapal atau freight rate yang terjadi secara global.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut sekaligus Plt Direktur Jenderal Hubungan Laut Kemenhub Mugen S. Sartoto mengaku, freight rate yang berlaku saat ini masih relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum masa pandemi Covid-19. “Meski begitu, sudah mulai terjadi penurunan menurut informasi dari para agen Main Line Operator (MLO),” ujar dia, Rabu (16/3).
Pemerintah sendiri sebenarnya tidak bisa mengintervensi besaran freight rate. Ini mengingat freight rate dalam industri pelayaran internasional, termasuk pengangkutan peti kemas, ditentukan murni secara business to business (B2B) berdasarkan mekanisme pasar.
Baca Juga: Asosiasi Logistik Indonesia Prediksi Tren Kenaikan Freight Rate Akan Berlanjut
Namun, pemerintah tetap berupaya membantu para pelaku usaha pengguna jasa angkutan kapal untuk mendapat freight rate yang lebih kompetitif. Dalam hal ini, Kemenhub sudah berulang kali menggelar rapat dengan para stakeholder pengguna kontainer untuk memetakan kebutuhan suplai ruang muat kontainer.
Selain itu, Kemenhub juga melobi pihak MLO untuk mengalokasikan sekitar 30% kontainer bekas impor agar dapat dipakai oleh para eksportir Indonesia. “Terkait bagaimana kemampuan pengguna kontainer membayar sewanya, willingness to pay dari para pengguna yang menjawabnya,” tukas Mugen S. Sartoto.
Berkat lobi dari pemerintah, beberapa operator pelayaran mulai membuka rute baru untuk tujuan luar negeri. Misalnya, Meratus Line yang membuka trayek dari Jakarta, Semarang, dan Surabaya menuju Qingdao dan Shanghai, China untuk mendukung aktivitas ekspor Indonesia. Ada pula Kaiso Line yang membuka trayek dari Jakarta menuju Singapura dan Timur Tengah.
“Kami terus bantu upaya melobi, memberi kemudahan, mempercepat perizinan jika diperlukan,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News