Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grup PT Perkebunan Nusantara (PTPN) secara resmi mengumumkan rencana penggabungan dari sejumlah entitas usaha mereka.
Pertama, PTPN V, PTPN VI dan PTPN XIII akan bergabung ke dalam PTPN IV atau nantinya dikenal sebagai Sub Holding PalmCo. Kelak, PTPN IV akan bertindak sebagai perusahaan yang menerima penggabungan dan perusahaan yang bertahan (surviving entity).
Kedua, Grup PTPN bakal menggabung sembilan entitas, yakni PTPN I, PTPN II, PTPN VII, PTPN VIII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, dan PTPN XIV. Nantinya, kedelapan entitas akan bergabung ke dalam PTPN I sebagai Sub Holding SupportingCo.
Baca Juga: PTPN Produsen Sawit Bakal Digabung, Begini Tanggapan GAPKI
Rencana penggabungan sejumlah entitas usaha PTPN ini sejalan dengan rencana strategis pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mewujudkan ketahanan pangan.
"Juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo tentang hilirisasi dan industrialisasi CPO kelapa sawit, serta untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri," ungkap Bambang, ketika dihubungi Kontan.co.id, pada Jumat (24/3).
Setelah adanya PalmCo, struktur Grup PTPN bakal berubah menjadi entitas holding dan tiga sub holding. Sedangkan holding perusahaan dinamai dengan PTPN HoldCO (PTPN III) seperti saat ini.
Adapun, tiga sub holding perusahaan terdiri dari PT Sinergi Gula Nusantara (JV dengan partner), SupportingCo, dan PalmCo.
Bambang menyebutkan, ada sejumlah program kerja yang bakal dilakukan Grup PTPN paska penggabungan tersebut dilakukan. Salah satunya memperkuat industri hilir dengan membangun pabrik refinery dan fraksinasi serta pabrik biodiesel (FAME).
Pabrik refinery & fraksinasi ditargetkan membutuhkan dana belanja modal atau capital expenditure (Capex) mencapai Rp3,05 triliun. Sementara untuk pabrik Biodiesel (FAME), capex yang dibutuhkan diperkirakan sekitar Rp1 triliun.
Selain itu, PalmCo juga bakal membangun pabrik Bio CNG di enam unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) miliknya dan melakukan program peremajaan sawit rakyat seluas 60.000 ha sampai dengan tahun 2026.
"PalmCo ini menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, serta kapasitas produksi komoditas olahan sawit, termasuk hasil panen tandan buah segar (TBS), serta kapasitas produksi crude palm oil (CPO), minyak nabati dan minyak goreng," sebut Bambang.
Baca Juga: PTPN Group Prepares Palm Co for IPO: A Promising Investment Opportunity
Sedangkan SupportingCo nantinya akan menjadi perusahaan pengelola aset perkebunan unggul.
Selain fokus pada pengelolaan perkebunan komoditi kelapa sawit, SupportingCo juga bakal memiliki peran mengembangkan inkubasi bisnis baru yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, seperti green business.
Berdasarkan data internal perusahaan, pada tahun 2022, kontribusi porsi penjualan Grup PTPN masih didominasi oleh komoditi kelapa sawit, yang mencapai 67,53% dari total penjualan.
Dalam RKAP 2022, luas lahan perkebunan sawit Grup PTPN tercatat mencapai 459 ribu ha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News