Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Azis Husaini
PT Eksploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) akan menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tembilahan di Riau. Di proyek ini, mereka menggandeng Grup Saratoga.
Presiden Komisaris PT Eksploitasi Energi Indonesia Andre Tjahjadi bilang, saat ini pihaknya sedang berkonsentrasi menyelesaikan pembangunan PLTU Tembilahan yang berbahan bakar batubara dengan kapasitas 2 x 7 Megawatt (MW). Saat ini, mesin turbin untuk PLTU ini sedang dibuat di China.
Setelah selesai, mesin tersebut segera dibawa ke Indonesia. "Kami berharap tahun depan mesin sudah bisa dibawa ke Indonesia," ujar Andre kepada KONTAN, Jumat (29/11). Saat ini, konstruksi pembangkit sudah mencapai 30%. Rencananya, pengerjaan PLTU Tembilahan ini akan selesai pada tahun 2015 nanti.
Total investasi untuk membangun pembangkit ini sebesar US$ 28 juta, dengan investasi rata-rata untuk 1 MW sebesar US$ 2 juta. Bertindak sebagai kontraktor engineering procurement and constructions (EPC) adalah PT Cipta Prima Power.
Sekadar mengingatkan, pada 21 Maret 2007 lalu, CNKO menandatangani Power Purchase Agreement dengan PT Perusahan Listrik Negara (PLN). CNKO membangun PLTU dengan kapasitasitas 2 x 7 MW di Tembilahan, Riau. Perjanjian ini berlaku selama 25 tahun dengan harga jual bertarif dasar Rp 519,91 per kwh. Harga ini akan berubah, tergantung perubahan komponen harga jual. Belakangan harga jualnya benar direvisi menjadi Rp 448 per kwh.
Selain itu, Andre juga mengatakan perusahaannya akan menggandeng Saratoga, perusahaan milik Sandiaga Uno, untuk membangun power plant lain di beberapa lokasi. "Saat ini masih tahap penjajakan," tambahnya.
Sementara itu, menurut Andre, pada sembilan bulan pertama tahun ini, CNKO membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 1,26 triliun. Dia bilang, kinerja pendapatan usaha tersebut menurun 16,5% jika dibandingkan dengan pendapatan usaha pada sembilan bulan pertama tahun 2012 yang bisa mencapai Rp 1,51 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News