kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gantikan Chevron, Pertamina resmi mengelola blok East Kalimantan-Attaka


Kamis, 25 Oktober 2018 / 10:09 WIB
Gantikan Chevron, Pertamina resmi mengelola blok East Kalimantan-Attaka
ILUSTRASI. PERTAMINA


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - BALIKPAPAN. PT Pertamina resmi mengelola Wilayah Kerja (WK) East Kalimantan-Attaka, Kamis (25/10). Proses pengambilalihan dilakukan menyusul berakhirnya kontrak milik Chevron Indonesia Company (CICO) di kedua blok migas yang telah terintegrasi tersebut.

Setelah kontrak operator CICO berdasarkan Production Sharing Contract (PCS) selesai pada Rabu, 24 Oktober 2018, East Kalimantan-Attaka akan dikelola oleh PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) yang merupakan anak usaha dari Pertamina Hulu Indonesia.

PKHT menjadi pengelola dan operator di WK ini selama 20 tahun ke depan, yakni untuk periode kontrak 25 Oktober 2018 hingga 24 Oktober 2038.

Acara serah terima berlangsung tadi malam, Rabu (24/10), yang secara simbolik dilakukan oleh Kepala Satua Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi, Presiden Direktur PT Chevron Pacific Indonesia Albert Simanjuntak, dan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia Bambang Manumayoso.

Dalam kesempatan tersebut, Bambang mengungkapkan, Pertamina akan menahan laju produksi blok ini. Hal ini mengingat WK East Kalimantan-Attaka merupakan lapangan berada pada fase produksi “V” atau fase declice lanjut.

Sehingga, lanjut Bambang, pihaknya akan melakukan studi eksplorasi untuk mencari potensi-potensi baru. “Kita perlu waktu dalam satu atau dua tahun ini. Kita fokus rejuvenasi aset dan reserve, juga untuk eksplorasi dan new development,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, Pertamina merencanakan 10 workover dan 59 well services yang diestimasi untuk rata-rata produksi per hari sebesar 13.291 barrels of oil per day (bopd) untuk minyak dan 73,3 million standard cubic feet per day (mmscfd) untuk gas.

Sedangkan pada tahun 2019, rencananya akan dilakukan pengeboran tiga sumur pada kuartal ke IV, 37 workover dan 308 well services yang diestimasi untuk rata-rata produksi per hari sebesar 10.639 bopd untuk mnyak dan 59,4 mmscfd untuk gas.

Adapun, PKHT menganggarkan komitmen pasti investasi selama tiga tahun pertama sebesar US$ 79,3 juta yang akan diambil dari kas perusahaan. "Investasi kita harus menahan (laju produksi), Memasuki fase ini, untuk growth-nya harus ekplorasi. Pertamina telah memberikan komitmen pasti kepada pemerintah yakni dua paket studi eksplorasi, satu sumur eksplorasi dan 4empat infill atau development well,” jelasnya.

Selain itu, guna menjaga kontinuitas operasional di WK ini, PKHT menyerap 727 pekerja CICO, yang disertai kontrak-kontrak pendukung aktivitas operasional, baik melalui metode mirroring kontrak maupun pengadaan baru sekitar 200 kontrak. “Proses transisi ini sudah kita lakukan secara intensif sejak tahun lalu,” kata Albert Simanjuntak.

Sementara itu, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengungkapkan, di dalam pengelolaan East Kalimantan-Attaka ini, Pemerintah Daerah (Pemda) Kalimantan Timur memiliki Participating Interest (PI) sebesar 10%. Dalam hal ini, Amien pun mendorong Pertamina agar bisa mempertahankan operasi yang efisien dengan biaya rendah, namun tetap menjaga tingkat produksi di WK ini.

“Dengan seluruh persiapan alih kelola yang sudah disiapkan dalam dua tahun terakhir, produksi migas di WK East Kalimantan dan Attaka harus dapat terus dipertahankan, bahkan ditingkatkan,” ujarnya.

Adapun, WK East Kalimantan-Attaka ini memiliki 15 lapangan, yaitu Attaka, Melangin, Kerindingan, Sedang, Sapi, Santan, Sepinggan, Sedandang, Seguni, Sejadi, Yakin, Mahoni, Bangkirai, Seturian, dan Pantai. Sampai akhir September 2018, produksi minyak dan kondensat di Wki ini mencapai sebesar 13.220 bopd minya dan 69,44 mmscfd gas.

Blok East Kalimantan pertama kali beroperasi pada 1968 dan Blok Attaka sendiri pertama kali ditemukan cadangannya pada 1970 dengan perkiraan produksi kumulatif mencapai 1 miliar barel (BBO) dan 3 triliun feet kubik (TCF). Sedangkan estimasi produksi kumulatif selama 20 tahun diperkirakan mencapai 62 mmboe.

Sebagai informasi, WK East Kalimantan-Attaka dalah dua WK yang telah terintegrasi, sehingga menjadi satu dari delapan WK terminasi tahun 2018 yang diserahkan kepada Pertamina. Yaitu WK Ogan Komering, WK Tuban, WK Sanga-sanga, WK Southeast Sumatera, WK Tengah, WK North Sumatera Offshore.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×