Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hampir sebulan setelah tarif tinggi Amerika Serikat (AS) diberlakukan, industri kelapa sawit nasional belum mencatat penurunan ekspor ke negara tersebut.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono menyebutkan sebagian besar eksportir masih menjalankan kontrak lama dengan buyer AS.
“Kalau ekspor ke AS anggota Gapki hampir semuanya menjalankan kontrak yang sudah ada, artinya masih menggunakan tarif lama. Memang akhirnya pengiriman semuanya diusahakan untuk dipercepat apabila barang sudah siap,” ujar Eddy kepada Kontan, Rabu (3/9).
Baca Juga: Pemerintah & Gapki Sambut Putusan WTO Soal Biodiesel, Tapi Tunggu Respons Eropa
Eddy menambahkan, hingga kini Gapki belum menerima laporan adanya penurunan ekspor ke AS akibat penerapan tarif tersebut. “Untuk penurunan ekspor saya belum mendapatkan info dari anggota perihal ini,” katanya.
Ia menegaskan, dampak nyata dari kebijakan tarif baru kemungkinan baru akan terlihat setelah kontrak baru mulai berjalan. Dengan kontribusi sawit yang mencapai sekitar 12% dari total ekspor nonmigas Indonesia, pelaku usaha menekankan pentingnya strategi mitigasi menghadapi pasar global yang semakin protektif.
Selanjutnya: Ekspor Tekstil ke AS Terkoreksi Setelah Sebulan Tarif Tinggi Berlaku
Menarik Dibaca: 15 Rekomendasi Makanan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi secara Alami Menurut Ahli
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News