Reporter: Handoyo | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mendesak pemerintah agar devisa yang dihasilkan dari ekspor minyak sawit dan turunannya dikembalikan, Tujuannya, untuk peningkatan produksi perkebunan sawit rakyat.
Togar Sitanggang Ketua Kompartemen Urusan Perdagangan GAPKI mengatakan, setidaknya devisa yang didapat dari ekspor minyak sawit dan turunanya sepanjang tahun 2013 lalu mencapai US$ 19,11 miliar. Sementara itu, untuk pendapatan pemerintah dari Bea Keluar (BK) ekspor minyak sawit dan turunannya akumulasi sejak tahun 2006 mencapai Rp 80,4 trilliun.
Dengan potesnial dana yang ada tersebut, beberapa hal yang dapat dilakukan dari pendapatan ekspor tersebut adalah melkaukan replanting terhadap tanaman sawit yang sudah tua dan tidak produktif lagi. "20%-40% tanaman tua yang harus direplanting," kata Togar, Rabu (16/4).
Mengutip data GAPKI, luas areal kelapa sawit Indonesia saat ini mencapai 9,14 juta ha. Dari jumlah tersebut perinciannya, Perkebunan Besar Swasta (PBS) mencapai 51,1%, Perkebunan Besar Negara (PBN) mencapai 7,5% dan Perkebunan Rakyat (PR) sebesar 41,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News