kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gapki: Penurunan pungutan ekspor CPO baru berdampak ke harga tahun depan


Senin, 03 Desember 2018 / 16:56 WIB
Gapki: Penurunan pungutan ekspor CPO baru berdampak ke harga tahun depan
ILUSTRASI. Panen kelapa sawit


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana penurunan pungutan ekspor pada produk minyak kelapa sawit (CPO) diperkirakan baru memberi dampak perbaikan harga pada komoditas ini di Januari 2019.

Pemerintah diharapkan dapat terlibat lebih erat dalam menciptakan regulasi dan iklim penyerapan CPO dalam negeri yang lebih kuat.

Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kepala Sawit Indonesia (Gapki) Bidang Perdagangan dan Keberlanjutan, Togar Sitanggang menyampaikan bahwa pada Desember ini, penurunan pungutan ekspor tersebut masih belum memberikan dampak nyata.

"Ekspor di bulan Desember mungkin belum terpengaruh, mungkin baru terlihat pengaruhnya mulai Januari," katanya Kamis (29/11) pekan lalu.

Menurutnya, penurunan harga CPO yang terjadi dalam setahun terakhir ini disebabkan oleh ketidaksesuaian produksi dan penyerapan dalam negeri dan pasar global. Akibatnya terjadi kondisi oversupply CPO yang menurunkan harga komoditas tersebut di pasar internasional dan tingkat lokal.

Oleh karena itu, langkah pemerintah yang berusaha memperbanyak penyerapan CPO dalam negeri, Togar nilai, sebagai langkah yang tepat.

Asal tahu, dalam catatan Gapki. Kinerja industri CPO dalam negeri pada bulan Oktober menunjukkan gejolak positif dibandingkan bulan sebelumnya dan ditunjukkan oleh dua indikator.

Pertama, serapan CPO dalam negeri untuk biodiesel Oktober meningkat tajam. Kedua, ekspor Oktober meningkat walau tipis berkat permintaan dari China.

Serapan CPO untuk biodiesel dalam negeri pada bulan Oktober dicatat sebesar 519.000 ton. Lebih baik dari serapan bulan September di 400.000 ton dan bulan-bulan sebelumnya yang hanya kisaran 215.000 - 290.000 ton per bulan.

Sedangkan pada perdagangan luar, ekspor CPO dan turunannya pada Oktober naik 5% menjadi 3,35 juta ton dibandingkan September di 3,19 juta ton.

Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono menyampaikan, kenaikan ini utamanya disebabkan oleh permintaan dari China.

"China mulai mempromosikan penggunaan biodiesel dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca. Pilot project B5 telah dilaksanakan di Shanghai dan akan terus dipromosikan secara luas di China," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (30/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×