kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gapki proyeksi produksi CPO naik jadi 49 juta ton di tahun 2021


Kamis, 03 Desember 2020 / 20:49 WIB
Gapki proyeksi produksi CPO naik jadi 49 juta ton di tahun 2021
ILUSTRASI. Pekerja menurunkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari dalam truk pengangkutan di tempat penampungan Desa Leuhan. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memproyeksi produksi minyak sawit mentah (CPO) di tahun 2021 akan mencapai 49 juta ton. Angka ini tumbuh sekitar 3,5% dibandingkan tahun ini yang diperkirakan mencapai 47,4 juta ton.

Wakil Ketua Umum III Gapki bidang Urusan Perdagangan dan Keberlanjutan Togar Sitanggang Togar Sitanggang mengatakan, produksi tahu mendatang dengan mempertimbangkan hasil produksi di tahun 2020, terlebih melihat produksi CPO pada semester II 2020 sangat baik.

"Di paruh kedua tahun ini pun produksi sudah mulai meningkat, dan begitu pun di 2021," kata Togar dalam  dalam  Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2020 secara virtual, Kamis (3/12).

Baca Juga: Sebelum larang ekspor kelapa bulat, pemerintah diminta tetapkan harga batas bawah

Togar mengatakan, proyeksi ini dibuat secara hati-hati dengan mempertimbangkan ekonomi yang diproyeksi mulai meningkat juga adanya gelombang kedua atau ketiga Covid-19, serta tersedianya vaksin Covid-19 setidaknya di Indonesia.

Adapun untuk konsumsi domestik di tahun mendatang, Togar memproyeksi akan ada kenaikan untuk produk food (makanan) sekitar 2% menjadi 8,4 juta ton. "Konsumsi untuk food kurang lebih akan sama seperti tahun lalu, karena paruh pertama 2021 akan kurang lebih sama seperti sepanjang 2020," ujar Togar.

Lalu, permintaan atas  oleokimia akan meningkat sekitar 14% menjadi 1,8 juta ton dari 1,57 juta ton di 2020.

Sementara, untuk konsumsi biodiesel, Togar membuat 2 skenario. Bila pemerintah tetap melanjutkan program B30 maka diperkirakan akan ada peningkatan permintaan biodiesel sekitar 12% menjadi sekitar 8 juta ton, namun bila pemerintah memutuskan kembali ke B20 maka permintaan biodiesel akan menurun sekitar 25% atau menjadi 5,4 juta ton.

Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) optimistis produksi CPO terus meningkat hngga tahun depan

Sementara itu, untuk ekspor, Togar memproyeksi akan ada kenaikan ekspor. Dengan memperkirakan program B30 dilanjutkan, maka ekspor di 2021 akan sekitar 36 juta ton atau meningkat sekitar 11,5% dari tahun 2020 yang sebesar 32,26 juta ton.

"Tetapi ini tergantung pada bagaimana perekonomian dunia akan seperti apa di 2021, apakah vaksin akan tersedia untuk semua orang di 2021 sehingga kondisi akan lebih normal dari sekarang," kata Togar.

Lebih lanjut Togar pun mengatakan bila B30 tetap berlanjut maka stok akhir 2021 akan sekitar 7 juta ton, tetapi bila pemerintah memutuskan kembali ke program B20, maka akan ada penambahan stok akhir sekitar 2 juta ton menjadi 9 juta ton di 2021.

Selanjutnya: Industri biodiesel dukung energi hijau untuk topang ekonomi di tengah pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×