kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

GAPKI: Sampai akhir bulan harga CPO tetap stagnan


Senin, 22 September 2014 / 11:23 WIB
GAPKI: Sampai akhir bulan harga CPO tetap stagnan
ILUSTRASI. IMF memperingatkan, gejolak perbankan di Amerika Serikat dan Eropa dapat menyebar ke lembaga-lembaga non-bank. REUTERS/Yuri Gripas


Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Harga rata-rata minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di Rotterdam pada Agustus 2014 bergerak di kisaran US$ 695 per metrik ton (MT)–US$ 815 per MT. Sementara untuk harga rata-ratanya sebesar US$ 753 per MT.

Mengutip data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), harga rata-rata CPO pada bulan Agustus tersebut turun sekitar 10,7% dibandingkan dengan harga rata-rata bulan Juli US$ 843,3 per MT. Harga rata-rata CPO di pasar global (Cif Rotterdam) tercatat terus tergerus mulai pekan kedua Agustus sampai dengan akhir bulan.

Bulan September ini harga CPO terus terpuruk dan pada dua pekan pertama hanya bergerak di kisaran US$ 680 per MT–US$ 710 per MT. "Sampai pada akhir bulan harga CPO diperkirakan akan stagnan dan jika ada kenaikan juga tidak akan signifikan karena stok minyak nabati lainnya yang melimpah dan harga yang kompetitif sehingga harga CPO tidak akan terdongkrak." Kata Fadhil Hasan Direktur Eksekutif GAPKI, dalam siaran persnya, Senin (22/9) .

GAPKI memperkirakan harga CPO hingga akhir September akan cenderung bergerak di kisaran harga US$ 700 per MT-US$ 750 per MT. Sementara itu Harga Patokan Ekspor September 2014 ditentukan oleh Kementerian Perdagangan sebesar US$ 739 dan bea keluar 9% dengan referensi harga rata rata tertimbang (CPO Rotterdam, Kuala Lumpur dan Jakarta) sebesar US$ 810,63 per MT.

Dengan melihat tren penurunan sepanjang akhir Agustus hingga dua pekan pertama September, GAPKI memperkirakan harga referensi CPO akan berada di bawah US$ 750 per MT.

GAPKI mengatakan menurunnya harga minyak sawit ini karena minyak nabati lain juga mengalami keterpurukan harga terutama kedelai. Harga minyak kedelai melemah karena dipicu oleh pasokan yang meningkat dan adanya kelebihan stok hingga beberapa bulan ke depan, serta masih diikuti pecahnya rekor panen tanaman kedelai di Amerika Serikat.

Hal yang sama terjadi pada rapeseed. Uniknya, harga rapeseed melemah meskipun ada keterlambatan panen di Canada karena curah hujan yang tinggi. Biji bunga matahari juga tidak ketinggalan, dalam waktu dekat panen bunga matahari juga diperkirakan akan meningkat melebihi dari perkiraan awal yang hampir menyamai rekor tahun lalu. Hal ini yang menyebabkan harga biji bunga matahari menurun beberapa minggu terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×