kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gapki: Sawit masih akan hadapi banyak hambatan


Selasa, 08 Mei 2018 / 23:50 WIB
Gapki: Sawit masih akan hadapi banyak hambatan
ILUSTRASI. Panen tandan buah segar kelapa sawit


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini komoditas sawit Indonesia masih mengalami banyak hambatan. Salah satunya adalah isu deforestasi yang dilontarkan oleh parlemen Uni Eropa.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono mengatakan, permasalahan yang dihadapi sawit tidak hanya sebatas deforestasi. Masih banyak persoalan yang akan dihadapi terlebih bila Indonesia mengembangkan pasar ekspor ke negara lain.

“Semakin kita melakukan diversifiksi pasar, itu bagus, namun jangan lupa kemana pun kita pergi, makin banyak tantangan yang dihadapi. Amerika, India, Pakistan dan Timur Tengah ada hambatannya. Semakin diversifikasi, hambatan perdagangannya akan lebih bervariasi akan lebih banyak,” jelas Joko dalam Seminar Tantangan Bisnis Keberlanjutan dalam Meningkatkan Kinerja Ekspor Kelapa Sawit, Selasa (8/5).

Menurut Joko, dasar permasalahan di sektor sawit ini adalah persaingan. Persaingan ini pun masih akan terus berlanjut. Karena itu, menurut Joko, perlu upaya untuk mengamankan pasar yang ada.

Joko pun mengapresiasi berbagai upaya yang sudah dilakukan pemerintah. Dia bilang, pemerintah juga sudah melakukan lobby dan diplomasi dengan negara lain. Namun menurut Joko, diperlukan strategi nasional dalam perdagangan sawit.

“Menurut saya perlu ada penguatan perjanjian bilateral. Jadi equality itu bisa terjadi bisa ada perjanjian yang kuat. Jadi, bila ada masalah kita lakukan negosiasi, ada masalah lakukan negosiasi. Ini karena kita tidak punya ikatan yang equality prinsip tadi,” terang Joko.

Menurut Joko strategi yang ditetapkan dalam perdagangan sawit ini juga harus berbeda-beda tergantung persoalan yang dihadapi dengan negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×