Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat, serapan biodiesel di dalam negeri pada semester I tahun ini mencapai 3,29 juta ton.
Angka tersebut mengalami pertumbuhan yang pesat dibandingkan semester I tahun lalu, dimana pada semester I 2018, serapan biodiesel sebesar 1,35 juta ton. Artinya, pertumbuhan serapan biodiesel pada semester I tahun ini sebesar 144%.
Baca Juga: Pengusaha sawit membantah terima subsidi biodiesel dari pemerintah
"Angka ini menunjukkan program mandatori B20 telah berjalan dengan baik di public service obligation (PSO) dan non PSO," ujar Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono, seperti yang tertera dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (6/8).
Tahun lalu, kebijakan perluasan mandatory B20 untuk non PSO memang baru dimulai pada September. Saat ini program mandatori B30 pun tengah dalam uji coba jalan.
Pemerintah juga didorong untuk memperluas penggunaan minyak sawit langsung untuk pembangkit PLN. Menurut Mukti, ketergantungan Indonesia pada pasar global akan dapat dikurangi bila penyerapan crude palm oil (CPO) di dalam negeri dapat berjalan baik.
Baca Juga: Indonesia Siapkan Tanggapan terhadap Pengenaan Bea Masuk Biodiesel di Uni Eropa
Berdasarkan catatan Gapki, pada semester I tahun ini, konsumsi minyak sawit di dalam negeri mencapai 8,78 juta ton atau meningkat 41,8% dari semester I tahun 2018 yang sebesar 6,18 juta ton.
Berbeda dengan konsumsi dalam negeri yang meningkat pesat, kinerja ekspor minyak sawit Indonesia mulai dariCPO dan turunannya, biodiesel dan oleochemical hanya tumbuh 10% yoy.
Di Semester I tahun ini, ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 16,84 juta ton meningkat dari semester I tahun lalu yang sebesar 15,30 juta ton. Mukti mengatakan, pertumbuhan yang tak maksimal ini karena berbagai hambatan perdagangan ke negara tujuan ekspor Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News