kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.444.000   1.000   0,07%
  • USD/IDR 15.340   65,00   0,42%
  • IDX 7.832   19,65   0,25%
  • KOMPAS100 1.193   8,54   0,72%
  • LQ45 967   7,57   0,79%
  • ISSI 228   1,17   0,52%
  • IDX30 493   4,42   0,90%
  • IDXHIDIV20 594   3,60   0,61%
  • IDX80 136   1,13   0,84%
  • IDXV30 139   0,76   0,55%
  • IDXQ30 165   1,38   0,84%

Gapmmi Pangkas Target Industri Makanan dan Minuman menjadi 5%


Senin, 19 Agustus 2024 / 18:56 WIB
Gapmmi Pangkas Target Industri Makanan dan Minuman menjadi 5%
ILUSTRASI. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi Lukman


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) merevisi target pertumbuhan sektor industri makanan dan minuman (mamin) pada akhir tahun 2024. Awalnya diperkirakan pertumbuhan bisa mencapai 7% -9% seperti keadaan sebelum pandemi Covid-19, tetapi kini dipangkas menjadi 5%. .

"Perkiraan saya, sekitar 5 % lebih sedikit sampai akhir tahun. Mudah-mudahan ini tercapai, saya sih optimis karena sekarang (kuartal 3) sudah 5,5%," ungkap Adhi saat ditemui Kontan dalam acara pers conference Food Ingredients Asia Indonesia (FIA) di kawasan Jakarta Pusat, Senin (19/08).

Menurutnya keadaan ekonomi terutama kalangan kelas menengah ke bawah yang kurang baik menyebabkan konsumsi di sektor mamin mengalami penurunan. Belum lagi munculnya beban tambahan seperti tarif PPN menjadi 11% yang sudah diberlakukan sejak 1 April 2022, dan 12% yang akan berlaku paling lambat tanggal 1 Januari 2025. 

Baca Juga: GAPMMI Sebut Cukai Minuman Berpemanis Berpotensi Kerek Harga hingga 30%

"Awal 3 bulan diterapkan (PPN 11) itu sangat pengaruh sekali, karena di pasar penjualan agak terganggu.

Dengan situasi ekonomi terutama keadaan kelas menengah ke bawah yang sepi, kemungkinan yang sanggup bayar itu kelas menengah atas. Ia meminta agar rencana penerapan PPN 12% agar ditinjau ulang. Menurutnya untuk mencapai perkembangan industri yang maksimal, sebaiknya pemerintah tidak memberlakukan aturan yang menganggu kinerja. 

"Sebetulnya Q1 sudah 5,8% (kenaikannya) tapi turun lagi karena sepi ya, kami berharap tidak ada aturan yang mengganggu-ganggu lagi, jadi bisa terjaga diatas 5%," tutupnya. 

Selanjutnya: Eyes on Jackson Hole as Dollar Drops Against Yen, Euro Keeps Rising

Menarik Dibaca: Waktu Terbaik untuk Membeli iPhone Terbaru di Tahun 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×