kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,91   -17,61   -1.88%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gapmmi: Penjualan produk makanan dan minuman terdampak PPKM Darurat


Selasa, 20 Juli 2021 / 18:56 WIB
Gapmmi: Penjualan produk makanan dan minuman terdampak PPKM Darurat
ILUSTRASI. Konsumen memilih makanan ringan di sebuah toko ritel, Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Vina Elvira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat turut berdampak terhadap menurunnya kinerja sejumlah sektor usaha. Tak terkecuali bagi industri makanan dan minuman yang masuk ke dalam sektor kritikal. 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Industri Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengungkapkan, meskipun industri makanan dan minuman (mamin) masuk ke dalam sektor kritikal, tak semua kategori pangan merupakan produk konsumsi sehari-sehari. Sehingga ada beberapa segmen produk yang justru melesu penjualannya selama pelaksanaan PPKM Darurat.

"PPKM darurat ini akan memberatkan pelaku usaha, meskipun industri mamin masih tetap beroperasi karena masuk sektor kritikal. Tapi tidak semua kategori pangan bagus penjualannya karena ada yang terkait dengan konsumsi selama kegiatan dan acara-acara," ungkap Adhi saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (20/7). 

Dia menjelaskan, hingga saat ini anggota Gapmmi tetap berupaya untuk beroperasi secara normal demi menjaga produktivitas perusahaan. Selain itu, efisiensi dan penghematan di berbagai lini juga terus diupayakan untuk mempertahankan posisi keuangan perusahaan.

Baca Juga: Industri Makanan Minuman Kebal Pandemi Covid-19

Dia berujar, apabila PPKM Darurat terus berkepanjangan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan industri mamin. Ia berharap, kebijakan PPKM Darurat diperlonggar menjadi PPKM Mikro, sehingga ada keseimbangan antara penanggulangan pandemi dan juga pertumbuhan ekonomi. 

"Karena sebenarnya kalau kami lihat di lapangan, akhir-akhir ini kluster penyebaran bukan dari industri atau tempat usaha formal. Lebih banyak di wilayah rukun tetangga (RT)," ujar Adhi. 

Hingga saat ini Adhi belum bisa memastikan bagaimana proyeksi industri mamin ke depan, hal itu lantaran kondisi di lapangan yang masih cukup fluktuatif dan bisa berubah dengan cepat. 

Namun demikian dia bilang, kinerja industri mamin di semester I-2021 terpantau lebih baik dari capaian di kuartal I-2021. Hal itu karena permintaan yang cukup tinggi di momen puasa dan juga lebaran.

"Namun perkiraan tidak besar peningkatannya," tutup Adhi. 

Selanjutnya: Sektor pangan berbasis pertanian bisa jadi penggerak pemulihan ekonomi dari pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×