kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

GAPMMI ramal industri mamin bisa tumbuh 5% sepanjang tahun 2021, ini pendorongnya


Minggu, 12 Desember 2021 / 15:52 WIB
GAPMMI ramal industri mamin bisa tumbuh 5% sepanjang tahun 2021, ini pendorongnya
ILUSTRASI. Pekerja menata produk makanan ringan di sebuah gerai ritel modern di Jakarta.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) memproyeksi industri makanan dan minuman (mamin) bisa tumbuh 5% di tahun 2021. 

Ketua Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman mengatakan, proyeksi pertumbuhan itu didorong dari adanya kinerja industri mamin di kuartal II dan kuartal III-2021 menunjukkan hasil yang bagus. 

“Dari laporan ritel juga menunjukkan bahwa kategori pangan tumbuh positif, namun memang sebelumnya ada kategori yang masih negatif seperti minuman, air mineral dan lainnya tapi sekarang di kuartal III semuanya sudah positif,” jelas Adhi kepada Kontan.co.id, Minggu (12/12). 

Adhi juga memastikan bahwa permintaan di industri makanan dan minuman sampai saat ini terus meningkat. Hal itu sejalan dengan dampak kelonggaran pembatasan PPKM yang dilakukan oleh pemerintah yang memiliki korelasi erat dengan pertumbuhan ekonomi dan permintaan. 

Baca Juga: Kino Indonesia (KINO) siapkan capex hingga Rp 400 miliar pada tahun 2022

Apalagi, menjelang akhir tahun, GAPMMI memastikan permintaan industri makanan dan minuman akan semakin membaik. 

“Sehingga saya optimis pertumbuhan industri mamin bisa tumbuh 5% sampai akhir tahun ini. Mudah-mudahan tidak ada juga pembatasan PPKM sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap permintaan,” harapnya. 

Sementara, dia juga melihat beberapa tantangan di industri mamin diantaranya adalah penanganan dalam pandemi Covid-19 sebagai game changer. Adhi berharap hingga akhir tahun apabila penanganan semakin efektif maka pertumbuhan industri mamin akan semakin melesat. 

“Selain itu tantangan lainnya yakni kenaikan harga komoditi dan juga harga logistik dimana hal ini masih terus terjadi,” tutup dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×