kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Garap 4,5 G, Smartfren gelontorkan US$ 500 Juta


Kamis, 20 Agustus 2015 / 06:25 WIB
Garap 4,5 G, Smartfren gelontorkan US$ 500 Juta


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tatkala gegap gempita teknologi fourth generation long term evolution (4G) masih riuh bergema, PT Smartfren Telecom Tbk mencuri start mengembangkan 4G LTE-Advanced. Berbekal teknologi ini, mereka berharap memperbaiki kinerja di masa yang akan datang.

Manajemen Smartfren mengklaim, akses 4G LTE-Advanced lebih cepat ketimbang 4G biasa. Teknologi itu juga familier disebut 4,5 G. Untuk merealisasikan teknologi tersebut, Smartfren menghitung harus merogoh kocek US$ 500 juta. Itu adalah biaya untuk pengembangan awal hingga teknologi siap operasi.

"Sumber dana ada yang dari pinjaman dan sumber pendanaan lain," ujar Merza Fachys, Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk, Rabu (19/8).

Smartfren menilai kontribusi teknologi 4G LTE-Advanced tak akan mereka rasakan dalam waktu dekat. Sebab, perusahaan berkode saham FREN di Bursa Efek Indonesia tersebut harus membangun basis pengguna terlebih dahulu.

Jika basis pengguna sudah kuat, teknologi itu baru bisa berkontribusi positif bagi kinerja keuangan mereka. Saat ini Smartfren melakukan berberapa upaya menarik simpati pelanggan mereka agar sedikit demi sedikit melirik 4G LTE-Advanced.

Ada dua strategi, pertama, menggelar promosi bonus kuota dua kali lipat pada semua paket Smartplan Limitless dengan pembelian paket di atas Rp 50.000 per bulan. Kedua, memperkenalkan 4G LTE-Advanced kepada lebih banyak masyarakat.

Untuk itu, Smartfren menggandeng Nokia dan ZTE sebagai penyedia menara base transceiver station (BTS). Nokia bertanggung jawab memenuhi kebutuhan sinyal di wilayah Sumatera dan Jawa, kecuali Jawa Tengah. Sementara, ZTE akan mendukung ketersediaan sinyal di wilayah Indonesia bagian timur.

Meski tergolong teknologi baru, Smartfren sudah mematok target ambisius. Perusahaan itu berharap, hingga akhir tahun ini, 30% dari 14 juta pelanggan mereka migrasi ke 4G LTE-Advanced. Namun, upaya menjaring pelanggan 4G LTE-Advanced tak akan mulus.

Untuk memindahkan sebanyak 14 juta pelanggan mereka ke 4G LTE-Advanced, perusahaan itu memerlukan dukungan pemerintah. "Yang penting, pemerintah telah memfasilitasi jaringan ini," ujar Merza.

Aksi Smartfren mengembangkan 4G LTE-Advanced terjadi di tengah kondisi keuangan perusahaan yang masih mengecewakan. Pada semester I-2015 kemarin, mereka masih menorehkan rugi tahun berjalan Rp 815,52 miliar. Kerugian itu bahkan naik 24,72% dari rugi semester I-2013 yakni Rp 653,88 miliar.

Smartfren beralasan, musabab kerugian membengkak karena pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. "Sementara, banyak komponen di dalam industri yang harus impor, vendornya pun juga enggak mau pakai rupiah," terang Merza.

Pada paruh pertama kemarin, rugi kurs bersih Smartfren memang naik tiga kali lipat lebih menjadi Rp 346,61 miliar. Rugi kurs bersih pada semester I-2014 adalah Rp 83,74 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×