kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Garap sejumlah proyek, Bukit Asam (PTBA) siapkan capex Rp 4,04 triliun tahun ini


Kamis, 23 Januari 2020 / 19:04 WIB
Garap sejumlah proyek, Bukit Asam (PTBA) siapkan capex Rp 4,04 triliun tahun ini
ILUSTRASI. Suasana penambangan batubara PT Bukit Asam (PTBA) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (20/5). Bukit Asam (PTBA) menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 4,04 triliun di 2020.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bersiap menjalankan sejumlah agenda ekspansi bisnis di tahun ini. Maka itu, PTBA sudah menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 4,04 triliun.

Jumlah tersebut lebih rendah ketimbang capex yang dialokasikan PTBA pada tahun lalu sebesar Rp 6,47 triliun.

“Mayoritas penggunaan capex di tahun ini untuk membiayai proyek-proyek pengembangan bisnis,” ujar Sekretaris Perusahaan PTBA Hadis Surya Palapa tanpa menyebut sumber dana capex tersebut, Rabu (22/1).

Baca Juga: Harga Batubara Tertekan Kebijakan China, Begini Prospeknya Tahun Ini

Salah satu proyek yang dimaksud adalah pembangunan pabrik gasifikasi batubara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. PTBA masih menjalankan proses detail konsep desain alias front end engineering design (FEED). Setelah itu, akan dilakukan tahap engineering procurement construction (EPC) sebelum pengerjaan konstruksi bangunan.

Secara keseluruhan, pabrik gasifikasi batubara PTBA ditargetkan rampung pada 2023 sehingga bisa dioperasikan secara komersial di tahun 2024.

Di samping itu, PTBA juga tengah fokus menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel-8 yang juga berlokasi di Tanjung Enim. PLTU berkapasitas 2x620 megawatt (MW) tersebut ditargetkan beroperasi pada 2022 mendatang.

“Capex tahun ini juga digunakan untuk proyek pengangkutan batubara,” tambah Hadis.

Baca Juga: Menelusuri perkembangan kinerja sejumlah produsen batubara raksasa

Catatan Kontan, PTBA telah bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk membangun jalur kereta api yang dapat mengangkut batubara dari Tanjung Enim-Kertapati dan Tanjung Enim-Tarahan.

Di samping mengerjakan proyek-proyek tersebut, PTBA tetap agresif dalam memproduksi batubara. Tahun ini, produksi batubara PTBA ditargetkan mencapai 30 juta ton atau meningkat dari target di tahun lalu sebesar 28,5 juta ton.

PTBA belum mengumumkan realisasi produksi batubara per akhir tahun lalu. Berkaca pada hasil di kuartal tiga 2019, emiten ini sukses memproduksi 21,6 juta ton batubara.

Baca Juga: Harga batubara terkoreksi, tren 2020 cenderung konsolidasi

Peningkatan target produksi sejalan dengan jumlah cadangan batubara PTBA yang masih terbilang melimpah yakni sekitar 3,3 miliar ton. “Kuantitas cadangan tersebut dapat mengakomodasi kegiatan penambangan PTBA untuk beberapa puluh tahun ke depan,” imbuh Hadis.

Ia menjelaskan, pihaknya akan mengoptimalkan jam operasional efektif sekaligus memaksimalkan alat pertambangan yang ada guna mengejar target produksi batubara di tahun ini. Strategi tersebut juga tetap berlandaskan kaidah penambangan yang baik dan mengutamakan keselamatan di lingkungan kerja.

Sementara untuk memacu penjualan batubara, PTBA akan melakukan penjajakan dan membuka peluang penetrasi untuk pasar baru, baik domestik ataupun ekspor. Emiten pelat merah tersebut juga bakal mempertahankan dan meningkatkan penjualan kepada konsumen eksisting.

Hadis belum menjelaskan secara rinci calon negara yang berpotensi menjadi pasar ekspor terbaru bagi PTBA.

Berdasarkan informasi sebelumnya, 59% batubara produksi PTBA pada kuartal tiga tahun lalu dijual ke pasar domestik. PTBA juga menjual 11% batubaranya ke India, 7% ke Korea, 5% ke Hong Kong, 3% ke Taiwan, 3% ke Filipina, 3% ke Jepang, 2% ke China, 2% ke Malaysia, dan 5% ke beberapa negara lainnya.

Baca Juga: Kontrak PKP2B generasi I belum diperpanjang, bagaimana dampaknya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×