kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Garap Smelter Tembaga, Freeport dan Amman Mineral Kompak Minta Dukungan Pemerintah


Rabu, 25 Januari 2023 / 19:02 WIB
Garap Smelter Tembaga, Freeport dan Amman Mineral Kompak Minta Dukungan Pemerintah
ILUSTRASI. Tambang Freeport


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah melakukan larangan ekspor tembaga pada Juni 2023 masih belum berubah. Di tengah rencana kebijakan larangan ekspor tembaga tersebut, sejumlah perusahaan kini tengah menggarap proyek smelter.

Tercatat, ada PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang tengah berfokus merampungkan proyek smelternya.

Kedua pelaku usaha kompak berharap adanya dukungan pemerintah dalam kegiatan pertambangan dan konstruksi smelter.

Executive Vice President External Affairs PT Freeport Indonesia Agung Laksamana mengungkapkan, pihaknya siap mendukung kebijakan hilirisasi oleh pemerintah.

Agung mengungkapkan, proyek smelter di Gresik diharapkan dapat mulai meningkatkan produksi secara bertahap pada 2024 mendatang.

Baca Juga: Tidak Ada Nego! Bahlil Tegaskan Stop Ekspor Tembaga Pertengahan Tahun Ini

"Penting bagi semua pemangku kepentingan untuk menjaga kesinambungan kegiatan operasi penambangan, termasuk di saat pembangunan kapasitas smelter sedang berjalan," ungkap  Agung kepada Kontan, Selasa (25/1).

Agung melanjutkan, konstruksi smelter kini telah mencapai 51,7% pada akhir Desember 2022. Total investasi yang sudah digelontorkan PTFI mencapai US$ 1,63 miliar atau setara Rp 25 triliun.

Adapun, proyek ini diperkirakan akan membutuhkan investasi secara total mencapai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 42 triliun.

"Capaian ini sesuai dengan kurva-S dari rencana kerja proyek yang telah disetujui pemerintah," terang Agung.

Sementara itu, Presiden Direktur Amman Mineral Nusa Tenggara Rachmat Makkasau mengungkapkan, pihaknya siap mendukung rencana hilirisasi oleh pemerintah.

Baca Juga: Menilik Proyek Smelter Katoda Tembaga Freeport Indonesia di Gresik

Meski demikian, Amman bakal melakukan komunikasi dengan pemerintah untuk dukungan bagi kelanjutan proyek smelter.

"Keberlanjutan operasional Amman sangat penting untuk memastikan hilirisasi dapat terwujud sesuai dengan yang dicanangkan oleh pemerintah," kata Rachmat kepada Kontan, Senin (16/1).

Rachmat melanjutkan, pihaknya bakal menjalin komunikasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk memaparkan lini waktu proyek baru.

Ia pun berharap pemerintah mengambil kebijakan yang memastikan operasional perusahaan terus berlanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×