kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garuda dapatkan dedicated terminal Soetta untuk SkyTeam Alliance


Selasa, 09 November 2010 / 22:59 WIB
Garuda dapatkan dedicated terminal Soetta untuk SkyTeam Alliance
ILUSTRASI. PRESIDEN SILATURAHMI DENGAN BUPATI


Reporter: Gentur Putro Jati, Abdul Wahid Fauzie, Fitri Nur Arifenie | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) meyakinkan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II untuk menyediakan dedicated terminal di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).

Direktur Strategi dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia Elisa Lumbantoruan menyebut terminal 2E dan 2F di Soetta nantinya akan didedikasikan khusus untuk seluruh penerbangan Garuda.

"Permintaan dedicated terminal itu juga dalam rangka Garuda bergabung dengan SkyTeam Global Airline Alliance. Nantinya terminal itu bisa dimanfaatkan oleh seluruh maskapai SkyTeam yang terbang ke Jakarta," kata Elisa, Selasa (9/11).

Direktur Operasi Garuda Indonesia Ari Sapari menambahkan, diberikannya dedicated terminal untuk maskapainya oleh AP II bukanlah tanpa syarat. Di dua terminal itu, Garuda harus menambah akses informasi penerbangan, meningkatkan fasilitas terminal bagi penumpang, serta meningkatkan sistem keamanan dan kenyamanan bandara.

"Misalnya kita menyediakan lounge khusus untuk penumpang. Saat ini terminal itu memang masih digunakan untuk penerbangan internasional maskapai lain, tetapi ke depan akan dikhususkan untuk kami dan SkyTeam," jelasnya.

Sementara, Direktur Utama AP II Tri S Sunoko meminta maskapai lain untuk tidak merasa dianaktirikan dengan perlakuan khusus untuk Garuda tersebut.

"Karena ke depannya AP II akan mengembangkan kapasitas Soetta menjadi 45 juta penumpang dari saat ini 22 juta penumpang. Sehingga masih ada terminal lain yang akan kami kembangkan untuk digunakan maskapai lain," jelasnya.

Mustafa Abubakar, Menteri BUMN mendukung sinergi antar perusahaan BUMN tersebut dengan catatan kedua belah pihak harus diuntungkan.

"Garuda harus memiliki target pasar yang akan diraih. Sehingga ada kepastian traffic pesawat dan penumpang untuk AP II. Sementara AP II harus menjamin kualitas pelayanan bagi penumpang Garuda," tegasnya.

Bulan lalu, Direktur Niaga Garuda Indonesia Agus Priyanto menyebut maskapainya membidik potensi tambahan penumpang sebanyak 10% dengan bergabung SkyTeam Global Airline Alliance. SkyTeam adalah aliansi kerjasama penerbangan antar maskapai anggotanya untuk saling menerbangkan penumpang sampai ke seluruh tujuan yang dilayani maskapai aliansi.

Tambahan 10%


Rencananya pada 23 November, Garuda akan menandatangani kesepakatan kerjasama dengan 13 maskapai anggota aliansi di Jakarta.

Agus menjelaskan, dengan bergabung ke aliansi maka Garuda akan punya akses penerbangan ke seluruh dunia. Dengan aliansi ini Garuda tidak harus terbang ke seluruh kota di dunia tetapi cukup terbang ke hub maskapai mitra, nantinya penumpang akan melanjutkan penerbangan ke kota tujuannya menggunakan maskapai tersebut.

Sebaliknya, maskapai asal Eropa atau Afrika yang masuk aliansi tidak harus terbang ke seluruh kota di Asia Pasifik, karena penumpang mereka bisa dilayani Garuda.

Penumpang Garuda bisa terbang ke negara-negara yang belum diterbangi langsung oleh Garuda begitu juga sebaliknya. Katakanlah ada penumpang maskapai aliansi yang mau terbang ke Bali setelah transit di Singapura. Kalau dulu maskapai aliansi itu bisa menggunakan maskapai lain, nantinya harus pakai Garuda. “Penumpang interliner ini akan tercatat penumpang Garuda juga, diperkirakan dengan penumpang interliner ini ada tambahan 10% jumlah penumpang Garuda," jelas Agus.

Situs resmi SkyTeam menyebutkan saat ini aliansi beranggotakan 13 maskapai yaitu Aeroflot, Aeromexico, Air Europa, Air France, Alitalia, China Southern, Czech Airlines, Delta Airlines, Kenya Airways, KLM, Korean Air, TAROM, dan Vietnam Airlines. Sementara dua maskapai yang sedang dalam proses untuk bergabung dengan aliansi adalah China Eastern, dan China Airlines.

Dengan menerima operan penumpang atau mengoper penumpangnya ke maskapai aliansi, masing-masing maskapai akan mendapat bayaran dari maskapai yang menerbangkan penumpang dari titik keberangkatan. Menurut Agus ada persentase tarif harus dibayarkan ke maskapai aliansi yang dihitung per penumpang.

Pembukuan sama

Tetapi tidak serta merta setelah kontrak kerjasama diteken, Garuda langsung efektif menjadi anggota. Ia menjelaskan dibutuhkan proses administrasi dan sinkronisasi sistem ticketing dengan seluruh maskapai anggota selama 1,5 tahun. Sehingga efektif Garuda baru bergabung dengan aliansi pada Juni 2012.

"Kami masih harus membuat tender sistem teknologi informasi terbaru menyesuaikan dengan yang digunakan aliansi. Karena nantinya kami harus memiliki kode pembukuan yang sama dengan semua anggota. Migrasi sistem lama ke sistem baru diperkirakan butuh waktu 10 bulan sampai satu tahun," jelas Agus.

Maret lalu, Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar memaparkan kinerja perseroan tahun lalu. Disebutnya maskapai pelat merah tersebut berhasil mengangkut 10,3 juta penumpang sepanjang 2009 atau meningkat 3% dibanding 2008 sebanyak 10,1 juta penumpang."Tahun ini dengan belanja modal US$ 100 juta, kami menargetkan jumlah meningkat minimal 20%," kata Emir.

Sementara menurut data Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, sampai Juli 2010 Garuda Indonesia sudah mengangkut 6,7 juta penumpang. Terdiri dari 5,4 juta penumpang domestik atau 22,1% dari total penumpang domestik yang diangkut seluruh maskapai nasional sebanyak 24,4 juta penumpang.

Kemudian untuk rute internasional sebanyak 1,3 juta penumpang atau 44,8% dari total 2,9 juta penumpang internasional selama periode Januari-Juli 2010.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×