kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garuda lego 2 unit 737-400 ke TNI AU


Selasa, 09 November 2010 / 14:22 WIB
Garuda lego 2 unit 737-400 ke TNI AU
ILUSTRASI. Kereta Bandara melintas di Stasiun BNI City


Reporter: Gentur Putro Jati |

JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) akhirnya melego 2 unit Boeing 737-400 seri klasiknya kepada TNI Angkatan Udara; setelah sebelumnya sempat pesimis bisa menjual 16 pesawat Boeing 737 seri klasiknya tahun ini.

Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia Pujobroto menjelaskan kesepakatan jual beli pesawat dengan TNI dilakukan kemarin.

"TNI perlu pesawat itu untuk keperluan pengiriman logistiknya. Sementara sejak awal tahun ini kami memang berencana phase out seluruh pesawat seri klasik karena akan menggantikannya dengan Boeing 737-800NG untuk seluruh operasi domestik," kata Pujobroto, Selasa (9/11). Syangnya, Pujo enggan menyebutkan berapa nilai penjualan dua unit pesawat tersebut ke TNI.

Dengan dilegonya 2 unit Boeing 737-400 artinya Garuda masih memiliki 32 pesawat seri klasik. Terdiri dari Boeing 737-400 sebanyak 17 unit, Boeing 737-300 sebanyak 10 unit, dan Boeing 737-500 sebanyak 5 unit. Dimana 16 unit dari berbagai pesawat itu akan di phase out tahun ini seiring dengan kedatangan pesawat baru. Serta sebagian lainnya akan dihibahkan ke Citilink selaku unit usaha Garuda Indonesia di penerbangan bertarif rendah.

"Tahun ini kami akan kedatangan 737-800NG baru sebanyak 23 unit, serta satu unit Airbus A330-200. Lalu tahun depan kami akan terima 9 lagi 737-800NG dan dua unit A330-200, sehingga total kami kedatangan 11 pesawat baru tahun depan. Sehingga phase out tetap akan dilanjutkan secara bertahap tahun depan," imbuhnya.

Sebelumnya, pada September lalu Direktur Operasi Garuda Indonesia Ari Sapari sempat mengaku pesimis bisa menjual 16 pesawat seri klasik tahun ini menyusul lesunya pasar pesawat bekas diluar negeri.

"Kami sudah coba menjualnya, tetapi belum bisa karena memang harga di pasar masih terlalu rendah. Sebagai BUMN, kami harus menjual minimal seharga nilai jual obyek pajak (NJOP). Namun, rata-rata harga pasar masih di bawah yang ditargetkan," kata Ari ketika itu.

Menurutnya, harga jual pesawat yang masih rendah itu disebabkan industri penerbangan di luar negeri, khususnya Eropa, masih belum bergairah. Berbeda halnya dengan industri penerbangan di kawasan Asia Pasifik yang terus tumbuh. Karena itulah, Garuda akan menjualnya ketika harga pesawat naik.

Walhasil, "Pesawat-pesawat klasik itu masih kami gunakan untuk melayani rute domestik karena aset BUMN itu tidak boleh tidak diutilisasikan," jelasnya.

Awal Mei lalu, Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar memastikan akan melakukan phase out atau menyingkirkan 16 pesawat Boeing seri klasiknya seiring kedatangan 24 pesawat baru tahun ini. Delapan pesawat di antaranya akan diserahkan kepada anak usahanya, Citilink, untuk dioperasikan sehingga delapan unit sisanya akan dikembalikan kepada lessor dan dijual.

Sampai akhir tahun lalu, Garuda mengoperasikan 70 pesawat. Dengan rincian, Boeing 747-400 sebanyak 3 unit, Airbus 330-300 sebanyak 6 unit, Airbus 330-200 sebanyak 4 unit, Boeing 737-800 NG sebanyak 23 unit, Boeing 737-400 sebanyak 19 unit, Boeing 737-300 sebanyak 10 unit, dan Boeing 737-500 sebanyak 5 unit. Sementara itu, sampai tahun 2014, rencananya Garuda akan mengoperasikan 116 pesawat dengan komposisi 90 pesawat Boeing 737 NG dan 26 pesawat A330-200.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×