kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garuda Indonesia (GIAA) meraih pendapatan usaha US$ 1,4 miliar di tahun 2020


Jumat, 16 Juli 2021 / 13:31 WIB
Garuda Indonesia (GIAA) meraih pendapatan usaha US$ 1,4 miliar di tahun 2020
ILUSTRASI. Garuda Indonesia (GIAA) membukukan pendapatan usaha US$ 1,4 miliar di tahun 2020.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatat pendapatan usaha sebesar US$ 1,4 miliar di tahun 2020 lalu. Pendapatan tersebut ditunjang dari pendapatan penerbangan berjadwal sebesar US$ 1,2 miliar, pendapatan penerbangan tidak berjadwal US$ 77 juta, dan lini pendapatan lainnya sebesar US$ 214 juta.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, GIAA juga mencatatkan adanya penurunan beban operasional penerbangan sebesar 35,13% menjadi US$ 1,6 miliar dibandingkan tahun 2019 lalu yang sebesar US$ 2,5 miliar.

“Hal tersebut turut ditunjang langkah strategis efisiensi biaya, yang salah satunya melalui upaya renegosiasi sewa pesawat maupun efisiensi biaya operasional penunjang lainnya yang saat ini terus dioptimalkan oleh GIAA,” kata Irfan dalam keterangan tertulis, Jumat (16/7).

Melalui upaya tersebut, saat ini Garuda Indonesia mampu memangkas beban biaya operasional hingga US$ 15 juta per bulannya.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) catatkan pertumbuhan angkutan kargo 35% hingga Mei 2021

Laporan keuangan Garuda Indonesia tahun buku 2020 sendiri mendapat catatan disclaimer dari auditor. Irfan mengatakan, pada prinsipnya GIAA menghargai independensi auditor yang mencatatkan keterangan tersebut dalam pembukuan laporan kinerja keuangan sepanjang tahun 2020.

Ia bilang, catatan disclaimer itu diberikan dengan pertimbangan aspek keberlangsungan usaha yang menjadi perhatian auditor di tengah upaya restrukturisasi yang dijalankan GIAA sebagai langkah pemulihan kinerja.

Lebih lanjut, Irfan menjelaskan, hal tersebut merupakan realitas bisnis yang tidak dapat terhindarkan di tengah tekanan kinerja usaha sebagai imbas dari kondisi pandemi yang mengantarkan industri penerbangan dunia pada level terendah sepanjang sejarah, dimana lalu lintas penumpang internasional mengalami penurunan drastis lebih dari  60% selama tahun 2020.

Meski kondisi penuh tantangan, Garuda Indonesia memastikan komitmennya untuk senantiasa hadir memenuhi kebutuhan aksesibilitas layanan penerbangan masyarakat Indonesia melalui pengalaman terbang yang aman dan nyaman.

“Hal itu selaras dengan konsistensi penerapan protokol kesehatan di seluruh lini operasi Garuda Indonesia, yang turut mengantarkan kami menjadi salah satu maskapai penerbangan terbaik di Asia Tenggara dengan kualitas penerapan protokol kesehatan di seluruh aspek layanan,” kata Irfan.

Maka itu, Garuda Indonesia akan terus mengedepankan penerapan protokol kesehatan sesuai dengan regulasi dan ketentuan yang berlaku. Tentu didukung dengan pengetatan persyaratan penerbangan oleh otoritas terkait guna menghadirkan perlindungan multiproteksi bagi masyarakat yang akan melaksanakan perjalanan dengan moda transportasi udara.

 

Selanjutnya: Pefindo tarik peringkat KIK EBA milik Garuda Indonesia (GIAA), kenapa?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×