kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   -19.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Garuda Indonesia: Naiknya tarif batas bawah dapat menekan beban bagi perusahaan


Rabu, 29 Agustus 2018 / 18:37 WIB
Garuda Indonesia: Naiknya tarif batas bawah dapat menekan beban bagi perusahaan
ILUSTRASI. Pesawat Garuda Indonesia di area GMF


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk di tahun ini terbebani khusunya kenaikan harga bahan bakar. Catatan Kontan.co.id, di semester I-2018, beban avtur berkontribusi sebesar 30% dari total beban perusahaan atau sebesar US$ 639,7 juta.

Sementara, di tahun lalu beban avtur hanya sebesar US$ 571,1 juta atau 27% dari total pengeluaran. Artinya, bila dibandingkan maka terlah terjadi kenaikan sekitar 11%.

Oleh karena itu, rencana Kementerian Perhubungan (Kemhub) menaikkan tarif batas bawah (TBB) dari 30% dari tarif batas atas (TBA) menjadi 35% dari TBA dinilai akan membantu bagi keuangan Garuda Indonesia.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono mengatakan, dinaikkannya TBB menjadi 35% dari TBA merupakan respon agar industri maskapai mengalami perbaikan dari sisi pendapatan.

"Kalau dinaikkan kan otomatis harga tiket naik tapi memberikan pendapatan bagi airlines," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (29/8).

Helmi menyebut, pengguna airlines di Indonesia saat ini didominasi oleh pengguna low cost carrier (LCC) sebanyak 60% - 70%. LCC itulah yang bakal terpengaruh langsung pada kenaikan TBB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×