Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan tiket pesawat di saat musim lebaran yang cukup tinggi membuat maskapai memanfaatkan peluang ini untuk mengambil margin keuntungan yang tinggi.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk misalnya, berdasarkan pantauan Kontan.co.id, maskapai tersebut mematok harga tiket pesawat ke Yogyakarta di tanggal 12 Juni 2018-13 Juni 2018 di harga Rp 2,2 juta untuk one way trip. Pada tanggal berikutnya yakni 15 Juni–16 Juni 2018, terjadi penurunan harga tiket ke Rp 965.000.
Baru pada tanggal 19 Juni–24 Juni 2018, harga tiket untuk tujuan yang sama yakni Yogyakarta sudah kembali ke harga kisaran normal, Rp 520.000.
Memang pada tanggal 12 Juni-16 Juni 2018 diperkirakan jadi arus mudik puncak yang membuat permintaan tiket pesawat menjadi sangat tinggi. Kendati demikian, perusahaan dengan kode saham GIAA itu meyakini tidak melanggar aturan tarif batas atas pemerintah.
“Patuh dengan regulasi yang ada tentunya yang menjadi acuan adalah tarif batas bawah dan tarif batas atas,” kata Pahala N Mansury, Direktur Utama Garuda Indonesia Senin (11/6).
Pada periode peak season Lebaran 2018, Garuda Indonesia Group menyiapkan sedikitnya 160.000 kursi penerbangan ekstra untuk mengantisipasi peningkatan trafik penumpang selama periode arus mudik dan arus balik Lebaran 2018. Diperkirakan arus mudik dan balik berlangsung pada tanggal 8 Juni 2018 hingga 24 Juni 2018 (H-7 s/d H+9) baik untuk rute domestik dan internasional.
Kapasitas penerbangan tambahan tersebut terdiri dari 768 frekuensi penerbangan tambahan yaitu 480 penerbangan Citilink dan 288 penerbangan Garuda Indonesia. Kapasitas tambahan tersebut meningkat sebesar 45% dibandingkan tahun lalu yang sebesar 107.750 kursi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News