kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.105.000   12.000   0,57%
  • USD/IDR 16.445   10,00   0,06%
  • IDX 7.958   20,58   0,26%
  • KOMPAS100 1.114   3,04   0,27%
  • LQ45 807   -1,86   -0,23%
  • ISSI 274   1,94   0,72%
  • IDX30 419   -0,43   -0,10%
  • IDXHIDIV20 486   -0,13   -0,03%
  • IDX80 122   -0,29   -0,24%
  • IDXV30 132   -0,91   -0,68%
  • IDXQ30 136   0,08   0,06%

Garuda Indonesia: Target pendapatan 2019 meleset


Jumat, 27 Desember 2019 / 15:18 WIB
Garuda Indonesia: Target pendapatan 2019 meleset
ILUSTRASI. Pesawat A330-900 perdana Garuda Indonesia


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -TANGERANG. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyebut target akhir tahun 2019 akan meleset dari target yang telah ditetapkan.

Plt. Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal mengatakan penyebabnya adalah kurangnya pendapatan dari bisnis jasa pengelola ground handling di PT Gapura Angkasa, anak usaha yang dimiliki perusahaan bersama dengan PT Angkasa Pura II.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) efisiensi demi gaet penumpang

"Tapi akhir tahun ini masih akan ada laba bersih," ungkapnya saat pemaparan publik di Tangerang, Jumat (27/12).

Tahun ini, GIAA mematok target pendapatan di angka US$ 5,4 miliar dan laba bersih di level US$71,0 juta. Menilik laporan keuangan kuartal III 2019, GIAA mengantongi pendapatan US$3,54 miliar dan laba bersih US$ 122,42 juta. Pada periode yang sama tahun lalu, GIAA masih menuai rugi sebesar US$ 114,08 juta.

Fuad berkata akan terjadi penurunan kinerja keuangan pada September 2019. Namun pihaknya belum bisa memastikan berapa penyusutan yang akan terjadi, sebab saat ini laporan keuangan kuartal ketiga, tengah dalam proses audit oleh lembaga akuntan publik.

"Ini disebabkan adanya penurunan nilai (impairment), menyusul berakhirnya kerja sama kami dengan Sriwijaya Air Group beberapa waktu lalu," tambah Fuad.

Sebagai informasi, kepemilikan Garuda Indonesia di PT Gapura Angkasa, terdilusi karena adanya peningkatan modal yang dilakukan oleb Gapura. Akibatnya, terjadi penurunan kepemilikan dari sebelumnya sebesar 58,75% menjadi mayoritas dimiliki oleh Angkasa Pura II.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per September 2019, jasa ground handling berkontribusi senilai US$ 42,52 juta dari total pendapatan perseroan senilai US$ 3,54 miliar.

Baca Juga: Garuda Indonesia cari dana Rp 12,6 triliun untuk bayar utang

Lebih lanjut, pada kuartal III 2019, total pendapatan Garuda, berasal dari penerbangan berjadwal US$ 2,79 miliar, penerbangan tidak berjadwal 249,9 juta, dan pendapatan lain-lainnya US$ 494,89juta.

Kontribusi anak usaha dari total grup mencangkup 28,8% yang terdiri dari pendepatan Citilink, GMFAero Asia, Aero Wisata, Sabre, Asyst, dan Gapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×