Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Johana K.
TANGERANG. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berusaha untuk meringankan laporan keuangannya. Maskapai ini berencana mereprofil utangnya sebesar US$ 650 juta.
Rinciannya, utang yang jatuh tempo di tahun ini adalah US$ 350 juta dan tahun depan US$ 300 juta. Utang tersebut memiliki bunga sekitar 4% sampai 6%.
“Reprofil ini tidak menambah eksposur lagi. Reprofil jangka waktu, term, dan suku bunga kita negosiasi,” sebut Ari Ashkara, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko GIAA, ketika ditemui KONTAN di kantornya, Senin, (23/2).
Salah satu strateginya, GIAA akan menerbitkan global sukuk wakala sebesar US$ 500 juta. Meskipun suku bunganya kemungkinan lebih mahal ketimbang utang sebelumnya, tapi GIAA bisa memperoleh kelonggaran tenor hingga 5 tahun.
Penawaran sukuk tersebut akan dilakukan di beberapa daerah Asia, Eropa, dan Timur Tengah. Kemudian, penerbitannya yakni sekitar April atau Mei.
Apabila sukuk tersebut tak terserap, GIAA memiliki kesempatan untuk mengubahnya dalam bentuk pinjaman perbankan dengan tenor 7 tahun. Sebelumnya, GIAA pun telah memperoleh bridging loan senilai US$ 400 juta dari bank asal Timur Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News