kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garuda Maintenance Facility perbesar porsi pendapatan non domestik


Rabu, 04 Juli 2018 / 19:00 WIB
Garuda Maintenance Facility perbesar porsi pendapatan non domestik
ILUSTRASI. Perawatan mesin pesawat di GMF AeroAsia


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah yang menembus Rp 14.400 per dolar Amerika Serikat (AS) menjadikan perusahaan penyedia jasa layanan perawatan pesawat PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF) tidak hanya fokus terhadap perawatan pesawat di domestik.

Vice President Corporate Secretary GMF, Fidiarta Andika menjelaskan, pelemahan nilai tukar rupiah ini sebenarnya tidak berdampak langsung bagi GMF, akan tetapi berdampak pada maskapai penerbagan dalam negeri sehingga berpengaruh pada penurunan perawatan.

“Dampaknya bisa jadi karena operasional airline yang makin tinggi, jadi utilisasi pesawatnya kan ada potensi lebih rendah. Sehingga ujung-ujungnya maintenance event-nya mundur dari jadwal yang diperkirakan sebelumnya,” ujar Fidiarta pada Kontan.co.id, Rabu (4/7).

Oleh karena itu, dalam kondisi nilai tukar rupiah yang melemah ini GMF memperbesar pendapatan porsi dari non domestik. Selain itu, GMF melakukan pricing strategy. “Airline yang memberi volume pekerjaan yang lebih banyak, maka kita bisa create efesiensi ke mereka sehingga harga total yang akan mereka bayar itu bisa lebih rendah,” jelasnya.

Fidiarta menyampaikan dengan adanya nilai tukar rupiah yang melemah ini berpotensi mengurangi pendapatan dari airline domestik lebih rendah. “Ketika permintaan perawatan pesawat tinggi, kita bisa menetapkan margin lebih tinggi, nanti ketika demand-nya rendah kami bisa sesuaikan margin menjadi lebih rendah, ini mudah-mudahan menjadi daya tarik untuk airline yang akan melakukan perawatan di waktu-waktu bukan peak season, itu akan terus kita lakukan,” paparnya.

Penyesuaian margin ini tidak saja dilakukan ketika nilai tukar rupiah melemah, akan tetapi akan dilakukan untuk seterusnya. Perihal tarif, Fidiarta mengatakan menerapkan tarif sama ke semua pelanggan. 

“Untuk tarif jasa, kalau pelanggannya dari luar negeri itu menggunakan dolar, kalau untuk domestik perhitungannya tetap dalam dolar, tapi nanti dia transaksinya dalam rupiah,” ungkap Fidiarta.

Biasanya, peak season GMF untuk maskapai domestik terjadi saat kuartal IV, sebelum masuk periode Lebaran, Natal, dan dan tahun baru. Selebihnya, permintaan perawatan juga meningkat pada kuatal II, sebelum masuk periode libur sekolah. “Saat sebelum musim haji juga menjadi peak bagi GMF dimana pesawat-pesawat yang digunakan haji baik domestik atau internasional perlu melakukan perawatan," kata Fidiarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×