Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah melalui gasifikasi 52 pembangkit diharapkan mendongkrak demand gas di kawasan Indonesia Timur khususnya untuk target pasar diluar PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Syahrial Mukhtar menjelaskan, kawasan Indonesia Timur tercatat memiliki potensi gas yang tergolong besar. "Tapi karena infrastruktur gak ada makanya masyarakat gak bisa menikmati," kata Syahrial dalam 2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas (IOG 2020), Kamis (3/12).
Untuk itu, Syahrial menilai lewat kerjasama PGN dan PLN nantinya akan menumbuhkan market baik bagi industri maupun rumah tangga. Selain itu, pembangunan smelter dan kawasan industri di Indonesia Timur dinilai sebagai potensi pengembangan bisnis yang tepat dimasa mendatang.
Baca Juga: Simak! Begini syarat untuk dapat royalti hingga 0% menurut Menteri ESDM
Dalam catatan Kontan.co.id, Sekitar 1,7 gigawatt (GW) pembangkit listrik PLN di 52 lokasi yang sebelumnya berbahan bakar diesel akan dikonversi menjadi gas bumi. Pertamina akan menyediakan pasokan sekitar 167 BBTUD dan membangun infrastruktur gas alam cair (LNG) untuk pembangkit PLN tersebut.
Total investasi yang akan dikeluarkan oleh Pertamina untuk pengerjaan seluruh proyek konversi pembangkit tersebut sebesar US$ 1,3 miliar atau Rp 18,2 triliun (kurs Rp 14.000). Penghematan dari konversi tersebut ditaksir lebih dari Rp 3 triliun per tahun. Program gasifikasi tersebut dimulai pada tahun ini dan ditargetkan selesai awal 2022.
Selanjutnya: PLN perpanjang promo diskon tambah daya bagi UMKM hingga akhir tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News